Batam (ANTARA News) - Putera-puteri Indonesia yang bekerja di J. Ray McDermott membangun dek terpadu Arthit Process Plafform (APP) senilai 200 juta dolar AS pesanan PTT Exploration dan Production Public Company Limited (PTTEP), perusahaan eksplorasi gas lepas pantai Thailand. "APP dibangun pekerja dari 10 negara. Sebanyak 93 persen pekerja berasal dari Indonesia, mulai dari insinyur hingga tukang las," kata Wakil Presiden dan General Manager J. Ray Asia Pasifik, Steve Roll, saat melepas APP di Batam, Jumat. APP merupakan dek terbesar dan terumit yang pernah dibuat di kawasan Asia Tenggara. Roll mengatakan lebih dari 25 teknisi yang baru lulus dari perguruan tinggi di Indonesia ikut menyumbangkan ilmu dan pengetahuan mereka dalam membangun APP. "Tanpa pengalaman, mereka menyumbang banyak dalam membangun APP. Terima kasih untuk putera-puteri Indonesia," katanya. APP dibangun selama enam juta jam kerja tanpa kecelakaan pekerja yang mengakibatkan jam kerja hilang. "Berkat komitmen para pekerja, pembangunan APP tanpa kecelakaan," katanya, sambil mengemukakan hal itu sebagai prestasi tersendiri dari pekerja Indonesia dan asing dalam megaproyek tersebut. Penuhi Kebutuhan Thailand Sementara itu, Menteri Energi Thailand, Piyasvati Amranand mengatakan APP akan membantu PTTEP dalam memenuhi kebutuhan energi Thailand. "APP akan memenuhi kebutuhan energi lebih dari dua dasawarsa," katanya. Dek terpadu tersebut rencananya akan beroperasi di ladang gas Arthit yang berjarak 35 km di sebelah timur laut ladang minyak Bongkot dan 250 km timur laut ladang Songkhla di Teluk Thailand. "Proyek ini langkah besar dalam mengembangkan sumber daya gas alam bagi Kerajaan Thailand," katanya. Dengan APP, kedua ladang gas alam Thailand akan menghasilkan lebih dari 330 MMSCFD (standar kaki kubik gas per hari). Perusahaan perminyakan Thailand PTTEP mempercayakan J. Ray Mcdermott membuat fabrikasi, transportasi, instalasi, "hook up" serta "pre-commissioning" dari "Topside" seberat 17.000 metrik ton yang dilengkapi fasilitas pemrosesan dan pengolahan gas alam serta kondensat. Di tempat yang sama Menteri Perindustrian Fahmi Idris mengatakan alih teknologi yang dilakukan J. Ray Mcdermott di Batam baik. "Seperti yang dikatakan tadi, 97 persen pekerjanya orang Indonesia," kata Menteri. Ia mengatakan Batam, Bintan dan Karimun yang ditetapkan pemerintah sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) menarik minat pemodal asing yang bergerak di bidang konstruksi. "Baru-baru ini sudah tambah satu lagi, perusahaan dari Italia," katanya. Menurut Menteri, para pengusaha tertarik fasilitas KEK yang meniadakan pajak masuk. "Yang ada hanya pajak perusahaan saja. Bagaimana tidak menarik," katanya. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2007