Banda Aceh (ANTARA News) - Virus flu burung (Avian Influenza Virus/H5N1) hingga saat ini masih mengancam penduduk Indonesia, yang dapat menimbulkan kematian bagi manusia yang terjangkiti virus itu.
"Kalau kita tidak mewaspadai dan mengendalikan penularannya maka jumlah korban manusia bisa saja terus bertambah," kata Direktur Kesehatan Hewan Departemen Pertanian, drh Musny Suatmodjo, di Banda Aceh, Rabu.
Dalam Roadshow Sosialiasasi Avian Influenza di auditorium RRI Banda Aceh, Musny menjelaskan bahwa hingga kini tercatat 113 penduduk Indonesia telah dinyatakan positif terinfeksi virus yang ditularkan melalui unggas itu, 97 diantaranya meninggal dunia.
Ia menyebutkan, penularan virus flu burung dari unggas ke manusia dinilai saat ini menjadi persoalan serius secara nasional karena dapat menyebabkan kematian, dengan proses penyebaran juga sangat mengkhawatirkan.
Tidak tertutup kemungkinan, penyebaran virus H5N1 ini dapat beralih menjadi status pandemi, terutama untuk negara-negara di kawasan Asia Tenggara.
Menurut dia, pemerintah secara nasional sudah melakukan berbagai upaya untuk mencegah penularannya, guna mengurangi angka kematian.
Di Aceh, lembaga PBB, FAO telah berkomitmen membantu pembentukan tim pengendalian virus flu burung di tingkat kabupaten dan kota seluruh provinsi yang pernah porak poranda diterjang tsunami tahun 2004 lalu.
Musny menyatakan, supaya pengawasan dan pengendalian untuk penggulangan flu burung itu berjalan efektif, semua pihak juga harus ikut terlibat, termasuk para camat, bupati, dan walikota.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh, Media Yulizar mengatakan, di Aceh belum ditemukan adanya kasus pasien yang positif flu burung.
Menurut data terdapat 22 pasien suspect (dugaan) flu burung di Aceh, namun setelah dilakukan uji laboratorium, semuanya dinyatakan negatif.
Dia kembali mengingatkan, salah satu cara mudah menghindari penularan virus flu burung adalah dengan mencuci tangan memakai sabun setelah berinteraksi dengan unggas.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007