Solo (ANTARA News) - Sekira 50 persen benda-benda kuno koleksi Museum Radya Pustaka Solo, Jateng, terutama yang terbuat dari perunggu, dipastikan palsu. Benda-benda koleksi palsu itu terungkap berdasarkan hasil reinventarisasi (investarisasi ulang) yang dilakukan oleh tim dari Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jawa Tengah pada 24 November sampai 3 Desember 2007. "Jadi dilakukan reinventarisasi, kalau ada yang mengatakan bahwa benda-benda cagar budaya yang menjadi koleksi di Museum Radya Pustaka sebanyak 50 persen palsu itu ternyata benar," kata BP3 Jawa Tengah Drs Tri Hatmadji yang didampingi Ketua Tim Reinventarisasi Museum Radya Pustaka Dra. Zaimul Azzha. Hasil reinventarisasi diketahui jumlah koleksi non naskah ada 3.318 buah dan naskah ada 558 naskah, katanya seusai bertemu dengan Walikota Surakarta Joko Widodo di rumah dinasnya Loji Gandrung Solo, Rabu. Koleksi benda cagar budaya bergerak berbahan perunggu di Museum Radya Pustaka yang berhasil di reinventarisasi berjumlah 228 koleksi yang terdiri dari 85 buah koleksi arca perunggu dan 143 buah koleksi barang/benda perunggu. Sebanyak 85 buah koleksi arca perunggu dapat diketahui ada 52 buah arca yang palsu yaitu koleksi yang asli dan masih berada di museum ini berjumlah 33 buah, koleksi yang palsu ada 34 buah dan koleksi yang diduga palsu berjumlah 18 buah. Sebanyak 18 buah koleksi perunggu itu diduga karena ciri ikonografisnya meragukan, ciri teknologis tidak dapat diamati karena arca ditanam dalam pedastal batu. Bahan perunggu mempunyai penampakan berbeda sehingga perlu diteliti lebih lanjut dan dalam reinventarisasi tahun 2007 ada penambahan arca (tidak ada dalam dokumen BP 3 tahun 2002) tetapi tidak ada bukti catatan penambahan koleksi sejak tahun 2001-2007. Untuk koleksi benda cagar budaya bergerak dari batu di museum tersebut yang berhasil di reinventarisasi berjumlah 121 buah koleksi, dari jumlah koleksi benda cagar budaya bergerak dari bahan batu dapat diketajui yaitu koleksi yang asli dan masih berada di Museum Radya Pustaka berjumlah 114 buah. Koleksi palsu (asli dan palsu) berada di Poltabes Surakarta lima buah yaitu arca Durga bertangan empat, arca Durga bertangan dua, arca Siwa Mahadewa, arca Aghastya dan arca Mahakala. Untuk koleksi palsu dan masih berada di Museum Radya Pustaka satu buah, yaitu Nandisawahanamurti dan koleksi yang hilang berjumlah satu buah yaitu Fragmen Kepala Nandi. Koleksi benda cagar budaya bergerak dari keramik dan kaca di Museum Radya Pustaka yang berhasil di reinventarisasi berjumlah 228 buah koleksi. Koleksi yang asli dan masih berada di museum tersebut berjumlah 222 buah dan koleksi yang palsu berjumlah enam buah. Koleksi yang palsu itu yakni wadah buah bertangkai dua, vas bunga satu buah, piring keramik satu buah dan lepek dua buah. Untuk koleksi naskah carik (manuskrip) yang masih dapat dibaca (dalam keadaan baik) berjumlah 377 naskah, untuk yang rusak dimasukkan dalam kotak sendiri, tanpa sampil, naskah sulit dibaca karena rusak berjumlah 50 kotak. Manuskrip yang hilang berjumlah 24 naskah. Naskah Jawa yang ditulis ulang (huruf Jawa dan latin) 157 naskah (43 judul ada yang sama) belum dilakukan pemotretan. Reinventarisasi yang dilakukan di Museum Radya Pustaka ini, terkait hilangnya lima marca batu yang sekarang telah diketemukan kembali dan masih disimpan di Poltabes Surakarta sebagai bukti untuk pengusutan.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007