Mataram (ANTARA News) - Harga beras yang dijual di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), mengalami kenaikan meskipun terjadi panen padi di beberapa sentra produksi di Kota Mataram dan Lombok Barat, NTB. Pantauan ANTARA News Mataram, di sejumlah pasar tradisional Kota Mataram seperti Pasar Mandalika dan Dasan Agung, Rabu menyebutkan, harga beras Pelita kualitas super dari Rp4.900 naik menjadi Rp5.300 perkilogram, begitu juga dengan beras C4 super jadi Rp5.300/kg. Salah seorang pedagang pengecer, Jumiri, menjelaskan naiknya harga beras karena persediaan di pasar menipis dan harga tebus dari pedagang pengumpul juga mengalami kenaikan. "Pasca lebaran Idul Adha, saya kesulitan mendapatkan pasokan dari pedagang pengumpul langganan saya di wilayah Lombok Barat, alasannya karena belum ada stok," katanya. Sementara itu, Ramli, salah seorang pedagang pengumpul gabah dan beras di Kecamatan Labuapi, Lombok Barat, mengatakan meskipun saat ini terjadi panen padi di beberapa sentra produksi di Kota Mataram dan Lombok Barat seperti di Kecamatan Lingsar dan Narmada, harga beras tidak mengalami penurunan. "Harga beras mengalami kenaikan karena panen padi hanya terjadi disebagian kecil sentra produksi, sementara sentra produksi lain seperti Lombok Tengah dan Lombok Timur banyak yang menanam palawija seperti kedelai dan jagung yang harganya dipasaran cukup tinggi" katanya. Menurut dia, kenaikan beras juga dipengaruhi tingginya curah hujan yang terjadi di sentra produksi padi yang mengalami panen, akibatnya para petani tidak bisa menjemur gabah. "Gabah hasil panen petani tidak bisa kering bahkan sudah ada yang berjamur karena terlalu lama terendam air hujan yang mengguyur Pulau Lombok beberapa hari ini," katanya. Kenaikan harga beras dikeluhkan para pemilik warung makan, karena dengan kenaikan itu semakin membebani biaya produksi, sedangkan untuk menaikkan harga jual cukup sulit. "Dengan naiknya harga beras dan beberapa bahan pokok lain membuat biaya produksi semakin tinggi, sedangkan menaikkan harga satu bungkus nasi cukup sulit, bisa-bisa barang dagangan saya tidak laku," kata Mislan seorang pedagang nasi bungkus di Kota Mataram.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007