Islamabad (ANTARA News) - Pakistan, Rabu, mengumumkan penundaan Pemilu hingga 18 Pebruari menyusul pembunuhan pemimpin oposisi, Benazir Bhutto. Partai yang dipimpin Bhutto maupun partai lainnya telah menolak penundaan tersebut, namun banyak kantor Pemilu hancur dalam kerusuhan sehingga para pejabat Pemilu mengemukakan tidak mungkin pemungutan suara dilakukan pekan depan. "Disebabkan keadaan ini, tanggal baru untuk Pemilu menjadi 18 Februari 2008, bukan 8 Januari," kata ketua Komisi Pemilu, Qazi Mohammad Farooq, dalam konferensi pers. "Saya menjamin kepada semua partai politik bahwa pemilihan akan berlangsung adil, bebas dan transparan. Saya mohon mereka menyetujui keputusan ini demi kepentingan nasional tertinggi dan untuk berpartisipasi sepenuhnya," katanya. Penundaan itu diumumkan beberapa jam sebelum Presiden Pervez Musharraf akan menyampaikan pidato di stasiun televisi pemerintah. Menurut para pejabat, pidato itu berisi permohonan bagi persatuan serta ketenangan setelah terjadinya pembunuhan Bhutto pada kampanye pekan lalu. Presiden Musharraf merupakan sekutu dekat AS dalam "perang melawan teror" dan dia baru beberapa pekan lalu melepaskan jabatannya sebagai panglima militer. "Presiden Musharraf akan menyoroti perlunya persatuan bangsa setelah kematian tragis Benazir Bhutto, dan bagaimana teroris sedang berusaha meruntuhkan keamanan negara," kata seorang pejabat senior yang tidak mau disebut namanya kepada AFP. Pidato Musharraf tersebut direkam terlebih dahulu sebelum penundaan Pemilu diumumkan, dan akan disiarkan pada pukul 2300WIB. Pemilu itu dipandang sebagai langkah penting dalam masa peralihan menuju supremasi sipil. Pembunuhan Bhutto telah memicu gelombang kekerasan, pembakaran dan perampasan yang menyebabkan 58 orang tewas dan kerugian puluhan juta dolar, termasuk kantor-kantor Pemilu maupun pemerintahan. "Kerusuhan itu menyebabkan tertundanya pencetakan surat-surat suara selama empat hari dan menghalangi pembagian surat suara," kata Farooq. Dia juga mengatakan ada saran untuk menunda Pemilu sampai selesainya bulan suci Muharram, yang dimulai sekitar 10 Januari hingga 8 Februari. Kekerasan sektarian seringkali menodai bulan suci tersebut. Partai Rakyat Pakistan (PRP) yang dipimpin Bhutto dan merupakan partai terbesar, pada Rabu malam menyelenggarakan pertemuan untuk menentukan sikap, kata pejabat partai tersebut kepada AFP. Semua Pemilu di Pakistan akhir-akhir ini selalu ternoda dengan tuduhan kecurangan. (*)

Copyright © ANTARA 2008