Jakarta (ANTARA News) - Target inflasi yang ditetapkan oleh pemerintah sebesar 5 plus minus satu persen untuk 2008, 4,5 plus minus satu persen pada 2009 dan 4 plus minus satu persen pada 2010, dinilai tidak realistis mengingat kondisi perekonomian yang terjadi saat ini.
"Tekanan inflasi lebih besar, apalagi tahun 2008 mengingat harga minyak yang tinggi," kata pengamat ekonomi INDEF, Fadhil Hasan di Jakarta, Jumat.
Ia menambahkan, apalagi untuk inflasi tahun 2007 saja mencapai 6,59 persen tipis dibawah tahun 2006 yang mencapai 6,6 persen. "Menurunkan ke angka 6 saja susah dari 6,6 persen tahun 2006, apalagi sekarang," katanya.
Ia mengatakan selama ini target-target inflasi yang ditetapkan oleh pemerintah sebelumnya juga seringkali meleset, sehingga menurut dia pemerintah sebaiknya tidak menetapkan target inflasi untuk dua tahun mendatang (2009-2010). Namun demikian ia mengatakan penetapan target tersebut merupakan hak pemerintah.
Pemerintah dan Bank Indonesia (BI) telah menetapkan sasaran inflasi selama 2008 yaitu lima plus minus satu persen, 2009 4,5 plus minus satu persen, dan 2010 sebesar 4 plus minus 1 persen pada 2010.
Sesuai dengan UU Nomor 23 tahun 1999 yang kemudian disempurnakan dengan UU Nomor 3 tahun 2004 tentang BI, maka pemerintah menetapkan sasaran inflasi setelah berkonsultasi dengan BI.
Sasaran inflasi untuk 2008. 2009, 2010 sudah dituangkan dalam Keputusan Menteri Keuangan (KMK) Nomor 1 tahun 2008 tentang Sasaran Inflasi 2008, 2009, dan 2010. Sasaran inflasi itu selanjutnya akan menjadi rujukan bagi BI dalam melaksanakan kebijakan moneter.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008