Singapura (ANTARA News) - Harga minyak meningkat pada awal perdagangan Asia, Selasa, setelah mengalami penurunan perdagangan semalam di New York, akibat munculnya kecemasan terhadap perekonomian Amerika Serikat, kata para dealer.
Dalam perdagangan awal, kontrak utama New York, minyak mentah light sweet, untuk pengiriman Februari naik 43 sen menjadi 95,52 dolar AS per barel dari 95,09 dolar pada akhir perdagangan AS, Senin.
Harga sempat mengalami kenaikan di perdagangan AS beberapa jam setelah Pentagon mengatakan tiga kapal perangnya dihalangi hari Minggu oleh speedboats Iran di Selat Hormuz, pintu gerbang krusial bagi para pemasok energi global.
Selat Hormuz merupakan "outlet" vital bagi para pemasok energi dunia karena ekspor minyak mentah dari negara-negara Arab kaya minyak di Teluk melalui selat tersebut --atau sekitar 20 hingga 25 persen dari minyak mentah dunia.
Harga minyak mencapai rekor tinggi 100,09 dolar per barel dalam perdagangan Kamis lalu diakibatkan beberapa alasan yakni penurunan inventaris energi AS, pelemahan dolar, melonjaknya permintaan energi dari Asia dan juga resiko geopolitik.
Sementara pada awal perdagangan Senin pagi, kontrak utama New York minyak mentah jenis light sweet untuk pengiriman Februari, turun 51 sen menjadi 97,40 dolar per barel. Juga pada Jumat lalu, harga minyak turun 1,27 dolar AS ditutup pada kisaran 97,91 dolar per barel di bursa komoditas New York Mercantile Exchange (NYMEX).
Untuk minyak mentah jenis Brent North Sea untuk pengiriman Februari harga juga mengalami penurunan 37 sen menjadi 96,42 dolar AS per barel pada perdagangan Senin, demikian laporan AFP. (*)
Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008