Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengembangkan program terpadu untuk menanggulangi kebakaran di kawasan permukiman padat berbasis peran serta masyarakat. Kepala sub dinas Partisipasi Masyarakat Dinas Kebakaran DKI Jakarta Sardiyo Sardi di Jakarta, Rabu, mengatakan selama ini upaya pemadaman kebakaran di permukiman padat dengan akses jalan yang sulit serta ketiadaan sumber air menjadi penyebab kegagalan pemadaman saat peristiwa kebakaran terjadi. "Oleh karena itu pada 2008 dikembangkan sistem keselamatan kebakaran lingkungan (SKKL) dengan proyek percontohan di satu RW di masing-masing wilayah Jakarta," katanya. Dijelaskannya program terpadu itu meliputi pelatihan sekitar 40 tenaga sukarela pemadam kebakaran dari masyarakat di lingkungan itu sehingga mereka bisa melakukan pemadaman awal ketika api masih kecil. "Dalam sejumlah kejadian kebakaran di permukiman padat, kami gagal memadamkan api kecil pada 10 menit pertama yang mengakibatkan semakin besarnya lokasi kebakaran," ujarnya. Oleh karena itu, menurut Sardiyo, dengan adanya 40 orang sukarelawan dari warga yang terlatih maka pemadaman api dapat dilakukan sedini mungkin. "Program itu juga meliputi pendirian posko SKKL di lingkungan setempat dan juga bantuan alat pemadam seperti pompa pemadam bergerak dan alat pemadam," tambahnya. Setiap suku dinas di masing-masing wilayah akan merekomendasikan daerah yang diprioritaskan untuk program tersebut. "Di Jakarta terdapat 89 titik rawan kebakaran antara lain di Kelurahan Penjaringan, Jakarta Utara, Kelurahan Tambora, Jakarta Barat dan Kelurahan Karang Anyar, Jakarta Pusat. Untuk program ini suku dinas akan memberi masukan mana yang akan diikutsertakan," ujarnya. Masih termasuk dalam SKKL, dinas pemadam kebakaran bersama lurah setempat juga akan melakukan observasi untuk kemudian menentukan proses evakuasi dan titik-titik yang harus dilakukan pemadaman bila terjadi kebakaran. "Kriteria wilayah yang akan diprioritaskan mengikuti program ini adalah permukiman padat, sulit akses masuk kendaraan dan ketiadaan sarana hidran air atau sumber air bila terjadi kebakaran," kata Sardiyo. Data dari Dinas Kebakaran DKI Jakarta sepanjang 2007 menunjukkan terjadi 853 kejadian kebakaran di seluruh ibukota. Sejumlah 469 kasus terjadi karena listrik dan 92 kasus karena kompor meledak. Akibat peristiwa kebakaran itu tercatat korban jiwa 15 orang sementara luka-luka 57 orang. Luas area yang terbakar selama 2007 yaitu 367.948 meter persegi dengan kerugian mencapai Rp162 miliar. Sebagian besar kasus terjadi pada malam hari yaitu 279 kasus dan 220 kasus pada pagi hari.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008