Yala, Thailand (ANTARA News) - Delapan tentara tewas dan dua lainnya cedera, Senin, dalam serangan yang diduga dilancarkan gerilyawan separatis di wilayah selatan yang berpenduduk mayoritas Muslim, kata seorang jurubicara militer.
"Laporan awal mengatakan para tentara diserang setelah mengawal beberapa guru ke sekolah-sekolah dan delapan dari mereka tewas," kata Kolonel Acra Tiproch. Serangan itu terjadi di sebuah desa di provinsi Narathiwat.
Satu kelompok tentara lain yang mengawal guru-guru, yang juga sering menjadi sasaran dalam empat tahun perlawanan, sehubungan para guru dianggap sebagai simbol dari negara berpenduduk mayoritas beragama Buddha itu, juga terlibat baku tembak dengan para gerilyawan dan mencederai dua orang, katanya, seperti dilaporkan Reuters.
Para penyerang yang diperkirakan adalah para gerilyawan juga merusak jaringan telepon seluler di tiga provinsi paling selatan itu, tempat 2.800 orang tewas dalam aksi perlawanan terbaru di daerah bekas kesultanan yang berpenduduk mayoritas suku Melayu yang beragama Islam. Acra mengatakan para gerilyawan juga membakar beberapa menara transmisi.
Kendatipun kampanye "hati dan pikiran" yang dilakukan tentara, 2007 adalah tahun yang paling banyak menelan korban jiwa di wilayah itu sejak aksi perlawanan dimulai empat tahun lalu, kata satu lembaga riset Thailand pekan lalu.
Hampir 800 orang tewas tahun lalu, yang menambah korban tewas menjadi 2.776 orang, kata lembaga "Pengawas Daerah Paling Selatan" Universitas Pangeran Songkhla. (*)