Bogor (ANTARA News) - Bupati Halmahera Utara, Ir Hein Namotemo, MSP, mengikuti program doktor (S3) di Institut Pertanian Bogor (IPB). Untuk mengawali prosesi akademiknya, ia melaksanakan pendaftaran ulang di Kampus IPB Baranangsiang, Sabtu, dan diterima Wakil Dekan Sekolah Pascasarjana, Dr Ir Drajat Martianto, MSi. Ia masuk di Departemen Budidaya Perairan (BDP) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) dengan "mayor" (program studi) Sistem dan Pemodelan Perikanan Tangkap. Hein Namotemo, sarjana ilmu perikanan lulusan Universitas Patimura (Unpati) Ambon dan menyelesaikan S2-nya di Institut Teknologi Bandung (ITB) itu, pada saat pendaftaran, yang menandai resminya menjadi mahasiswa S3 Sekolah Pascasarjana IPB, menyerahkan sinopsis penelitiannya yang diberi judul "Sistem Perencanaan Pembangunan Perikanan dan Kelautan di Halmahera Utara". Dikemukakannya bahwa wilayah Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara memiliki karakteristik geografis yang spesifik dan sangat strategis sebagai titik sentral pembangunan global, khususnya di kawasan Pasifik, serta didukung oleh ketersediaan sumberdaya kelautan dan perikanan yang sangat potensial untuk dikembangkan, karena 78 persen luas wilayahnya merupakan lautan. Bila sumberdaya tersebut mampu dimanfaatkan serta dikelola secara tepat dan benar melalui penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek), manajemen profesional, serta akhlak yang baik, katanya, maka dapat menjadi suatu keunggulan kompetitif dan "prime mover" pembangunan di kabupaten itu. Sayangnya, kata dia, hingga kini pertumbuhan dan perkembangan pembangunan sektor perikanan dan kelautan di daerah itu belum berjalan optimal, bahkan dapat dikategorikan masih relatif rendah. Kondisi itu ditunjukkan dengan jumlah produksi perikanan lautnya baru mencapai 6.178,9 ton pada tahun 2005, padahal luas wilayah lautnya sebesar 19.536,02 kilometer persegi. Selain itu, hampir seluruh produksi tersebut hanya berasal dari kegiatan perikanan tangkap, dan itu berarti belum terdapat kegiatan perikanan budidaya yang nyata. Menurut dia, pemanfaatan sumberdaya kelautan lainnya, seperti wisata bahari juga belum berkembang baik, meski di Halmahera Utara banyak potensi obyek-obyek wisata bahari yang sangat spesifik dan menarik. "Untuk mengembangkan sumberdaya perikakan dan kelautan ini juga memerlukan strategi-strategi yang tepat, karena kondisi geografis wilayah perairan Halmahera Utara berbatasan langsung dengan negara lain, sehingga sangat rawan dengan kegiatan usaha ilegal dan destruktif, yang secara langsung maupun tidak, berdampak terhadap ekosistem dan sumberdaya di kawasan pesisir, laut dan pulau-pulau kecilnya," katanya. Mengenai tujuan penelitiannya, ia menjelaskan pertama mengidentifikasikan elemen-elemen yang berperan penting dalam pembangunan sektor perikanan dan kelautan di Halmahera Utara, kedua, mengestimasi kebutuhan optimum dari elemen-elemen yang berperan penting. Tujuan ketiga, merumuskan strategi dan kebijakan pembangunan kelautan dan perikanan yang efektif dan tepat, dan keempat, membuat rancang-bangun sistem perencanaan pembangunan perikanan dan kelautan untuk Halmahera Utara, demikian Hein Namotemo.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008