Jakarta (ANTARA News) - Laba bersih PT Pertamina (Persero) tahun 2008 yang sebelumnya ditargetkan sebesar Rp17,7 triliun berpotensi mengalami kenaikan. Direktur Keuangan Pertamina Frederick Siahaan di Jakarta, Kamis, mengatakan perhitungan laba Rp17,7 triliun menggunakan asumsi harga minyak Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP) sebesar 60 dolar AS per barel, sementara sekarang harga minyak dunia sudah lebih dari itu. Pemerintah juga telah mengusulkan ke DPR revisi harga ICP dari 60 dolar ke 80 dolar AS per barel. "Setiap kenaikan asumsi harga minyak sebesar satu dolar AS per barel, Pertamina mendapat tambahan laba bersih Rp300 miliar," katanya. Frederick menjelaskan, pendapatan Pertamina sangat ditentukan asumsi harga ICP, sebab transaksi BBM bersubsidi dan pembelian minyak mentah bagian pemerintah yang masuk ke kilang Pertamina. Selain itu, Pertamina juga menjadi agen penjualan gas alam cair (liquified natural gas/LNG) dan ekspor minyak dan gas bagian pemerintah. Frederick juga menambahkan, rapat umum pemegang saham (RUPS) Pertamina yang berlangsung Rabu (30/1) sudah menyetujui laba bersih sebesar Rp17,7 triliun. RUPS juga menyetujui pendapatan Rp332,9 triliun, biaya Rp314 triliun, investasi Rp19,5 triliun, volume penjualan BBM 56,8 juta kiloliter, produksi minyak 65,72 juta barel, dan produksi gas 438,05 miliar kaki kubik. Selain itu, rapat juga menugaskan direksi dan komisaris menyiapkan Pertamina sebagai perusahaan terbuka yang tidak tercatat di bursa pada 2008.(*)

Pewarta:
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008