Jakarta (ANTARA News)- Kurs rupiah, Jumat pagi, menguat mendekati level Rp9.200 per dolar AS, karena pelaku pasar terus memburu rupiah, sehingga pasar didominasi aksi beli rupiah.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menjadi Rp9.228/9.233 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.258/9.291 per dolar AS atau naik 30 poin.
Direktur Ritel Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta, Jumat, mengatakan pelaku pasar masih membeli rupiah, karena mereka memperkirakan investor asing akan masuk pasar domestik untuk menginvestasikan dananya di Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Surat Utang Negara (SUN).
"Investor asing tertarik menempatkan dananya di SBI dan SUN, karena selisih bunga rupiah dan dolar AS sangat besar mencapai 5 persen," katanya.
Menurut dia, pemerintah akan kebanjiran dana asing, apabila Bank Indonesia (BI) tidak segera melakukan kebijakan dengan menurunkan suku bunga acuan (BI Rate).
"BI kemungkinan akan menurunkan suku bunga acuan itu apabila laju inflasi Januari dinilai cukup baik," ujarnya.
Ia mengatakan, kenaikan rupiah yang tinggi ini juga didukung oleh membaiknya pasar saham dunia (Wall Street) yang memicu bursa regional juga membaik yang pada gilirannya mengimbas pasar uang domestik khususnya rupiah.
"Kami memperkirakan rupiah akan bisa mencapai level Rp9.200 per dolar AS, karena sentimen positif pasar masih besar," ucapnya.
Rupiah, lanjut dia juga masih mendapat dukungan positif dari rencana bank sentral AS (The Fed) yang akan kembali menurunkan suku bunga, karena The Fed dinilai masih mengabaikan tingginya inflasi.
Apabila The Fed jadi menurunkan bunga Fedfund maka rupiah akan terus menguat hingga mendekati level Rp9.100 per dolar AS, ucapnya.
Peluang rupiah untuk menguat masih tetap besar untuk bisa mencapai level Rp9.100 per dolar AS, apalagi dolar AS di pasar global terus merosot tertekan akibat The Fed kembali menurunkan suku bunganya.
"Kami positif pasar akan terus mendukungnya, namun apakah BI akan membiarkan rupiah menguat hingga mendekati level Rp9.100 per dolar AS," ucapnya. (*)
Copyright © ANTARA 2008