Elemen pendiri bangsa tersebut saat ini adalah, Islam, nasionalis, sosialis, TNI/Polri, katanya
Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI) Ahmad Basarah menyampaikan harapannya kepada Presiden Joko Widodo agar dapat menempatkan figur dari elemen-elemen pendiri bangsa di kabinet pemerintahannya di periode kedua.

"Saya berharap Pak Jokowi usai dilantik sebagai presiden untuk periode kedua dapat menempatkan menteri dari figur elemen pendiri bangsa, yakni Islam, nasionalis, sosialis, dan TNI/Polri," kata Ahmad Basarah dalam pidatonya pada acara haul wafatnya Bung Karno ke-49 dan diskusi "Melanjutkan Peradaban Bangsa" di Kantor Pusat PA GMNI, Cikini, Jakarta, Jumat malam.

Menurut Basarah, negara Indonesia dibangun oleh para pendiri bangsa dengan konsensus yang dituangkan dalam Pancasila sebagai ideologi dan landasan filosofi negara. "Elemen pendiri bangsa tersebut saat ini adalah, Islam, nasionalis, sosialis, TNI/Polri," katanya.

Namun saat ini, kata dia, ada sekolompok pendatang baru yang berusaha membelokkan konsensus para pendiri bangsa. "Inilah ancaman yang kita hadapi saat ini, adanya kelompok yang ingin mengubah Pancasila. Ancaman ini bisa diatasi jika seluruh elemen pendiri bangsa bersatu dan melawan," katanya.

Baca juga: PA GMNI: bangsa saat ini melanjutkan peradaban Indonesia

Karena itu, kata Basarah, Presiden Joko Widodo dalam menyusun para menteri kabinet pada periode kedua mendatang, diharapkan dapat mengisinya dengan figur dari elemen pendiri bangsa, yakni ada unsur Islam, unsur nasionalis, unsur sosialis Sukarnois, dan unsur TNI/Polri.

Wakil Ketua MPR RI ini juga bercerita bagaimana pandangan dan visi ke-Islaman Soekarno, tapi Soekarno juga banyak mendapat tuduhan seperti kedekatannya dengan PKI, yang tidak ada dasar fakta.

"Bung Karno yang berjuang untuk kemerdekaan Indonesia dan memproklamirkannya bersama Bung Hatta juga mendapat tuduhan mengkhianati negara. Ini menjadi beban berat. Bung Karno tidak melawan, karena menjaga persatuan Indonesia," katanya.

Namun, Soekarno kemudian ditetapkan sebagai pahlawan nasional pada era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, sekaligus menghapus tuduhan mengkhianati negara.

Sementara itu, mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI (Purn) Budiman menegaskan, jiwa nasionalisme Bung Karno sangat tinggi, tidak perlu diragukan.

"Bung Karno tidak mungkin berkhianat. Bung Karno yang berjuang untuk kemerdekaan Indonesia. Bung Karno yang mencanangkan Pancasila dan memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia," katanya.

Budiman sangat menyayangkan Bung Karno yang banyak berjuang untuk Kemerdekaan Indonesia tapi dipersepsikan sebagai pengkhinanat oleh pemerintahan Orde Baru.

Pewarta: Riza Harahap
Editor: Edy Supriyadi
Copyright © ANTARA 2019