Cisarua, Bogor (ANTARA News) - Bagi masyarakat Indonesia, tidak perlu ke negara bersalju, Kutup Utara, atau pun Kutub Selatan untuk bisa melihat satwa langka Pinguin Humboldt (Speheniscus Humboldti) karena hewan itu kini ada di Taman Safari Indonesia (TSI) di Cisarua, Bogor, Jawa Barat. Tidak hanya seekor, ada 12 ekor species terancam punah itu telah didatangkan oleh pengelola TSI bekerjasama dengan Sea Life Park Tokyo, Jepang, untuk dilestarikan di Indonesia. Jurubicara TSI Cisarua, Yulius Suprihardo, ketika ditemui Rabu mengatakan, enam pasang pinguin berumur 10 hingga 13 tahun tersebut tiba di TSI 2 Februari lalu dan ditempatkan dalam kandang dan kolam khusus yang sudah dilengkapi alat pengukur suhu udara, pendingin, serta pengatur kadar garam yang dirancang sesuai habitat aslinya. Makanan untuk satwa tersebut adalah ikan teri dan ikan japuh. Satwa asli Amerika Selatan itu masih dikarantina di bawah pengawasan tim medis TSI bersama drh Hiroshi Takeuchi dari Tokyo dan kepala perawat satwa TSI, Imam. Saat ini pinguin-pinguin itu berada dalam masa produktif, dan diharapkan bisa berkembangbiak di habitat barunya di TSI Cisarua, tambah Yulius. Menurut Badan Konservasi Dunia (IUCN), di habitat alamnya, spesies pinguin ini sangat terancam karena ulah manusia dan populasi di habitat aslinya tinggal 12.000 ekor. Pinguin humboldt berkembang biak dengan bertelur, yang biasa disarangkan di dalam lubang tanah selama 40 - 42 hari masa inkubasi. Seperti spesies pinguin lainnya, Pinguin Humboldt yang berhabitat di sepanjang Pantai Pasifik Amerika Selatan, berdekatan dengan kutub selatan ini, merupakan jenis burung laut yang bisa berenang dan menahan nafas sampai dua menit. Dalam kemampuannya menyelam selama itu, ia bisa menjangkau kedalaman 60 hingga 150 meter dengan kecepatan berenang 15 kilometer per jam di bawah permukaan laut untuk mencari ikan atau udang sebagai mangsanya.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008