Palmyra, Suriah (ANTARA) - Satu tim dari stasiun televisi Armenia membuat film dokumenter mengenai kejahatan kelompok teroris ISIS di kota arkeologi Palmyra dan di sejumlah provinsi lain di Suriah.

Direktur dokumentasi Valtan Fancyan, di dalam satu pernyataan kepada wartawan SANA di Palmyra, mengatakan sasaran di balik dokumentasi tersebut ialah untuk menyampaikan gambaran kepada pendapat umum masyarakat Barat mengenai apa yang terjadi di lokasi arkeologi Palmyra tentang serangan yang dilancarkan oleh organisasi teror ISIS.

"Palmyra, yang berisi peninggalan Romawi dari masa lalu, akan tetap menjadi lambang pembangkangan dalam menghadapi serangan terhadap kebudayaannya," kata Fancyan, sebagaimana dikutip Kantor Berita Resmi Suriah, SANA --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis.

Ia memuji fasilitas yang diberikan kepada tim kerjanya oleh lembaga terkait di Suriah sehingga memungkinkan pembuatan film dokumenter itu.

Sementara itu, Juru Kamera Arsene Khochayo mengatakan Suriah memiliki warisan sangat besar yang berfungsi memberi cahaya buat media karena kepentingan budaya dan sejarahnya di tingkat internasional.

Ia menambahkan film dokumentasi tersebut akan dipusatkan pada kejahatan yang dilakukan oleh pelaku teror dan serangan mereka terhadap sejarah budaya --yang menjadi milik semua umat manusia.

Ia menyatakan film dokumentasi itu dibuat untuk mendorong semua media massa internasional agar datang ke Palmyra dam mendokumentasikan kejahatan yang dilakukan oleh musuh kebudayaan terhadap monumen arkeologi di kota tersebut.

Beberapa delegasi media asing telah mengunjungi kota bersejarah Palmyra untuk membuat film dokumentasi mengenai kejahatan yang dilakukan oleh kelompok teror ISIS terhadap bangunan arkeologi dan lokal di kota itu.

Baca juga: ISIS putus jalan utama di Deir al-Zor dan Palmyra

Baca juga: 10 negara kolaborasi lindungi warisan kuno dari terorisme

Baca juga: Palmyra direbut kembali tentara Suriah dari tangan ISIS

Penerjemah: Chaidar Abdullah
Editor: Azizah Fitriyanti
Copyright © ANTARA 2019