Kairo (ANTARA News) - Presiden Mesir Hosni Mubarak, Senin, mengatakan berlanjutnya kehadiran tentara AS dan negara asing lain di Irak akan menarik lebih banyak aksi teror di negara yang dicabik perang tersebut dan mengancam keamanan seluruh wilayah itu. Dalam penerbangan ke Uni Emirat Arab untuk suatu kunjungan, Mubarak memperingatkan di pesawat presiden mengenai dipertahankannya kehadiran tentara AS di Irak, yang telah menderita konflik antar-aliran dan pemboman pinggir jalan sejak serbuan pimpinan AS pada 2003, demikian laporan kantor berita resmi Mesir, MENA. Awal tahun lalu, Presiden AS George W. Bush memerintahkan tambahan 30.000 prajurit di Irak guna "menanggulangi bentrokan antar-aliran dan aksi perlawanan di negara yang dicabik pertempuran itu. Amerika Serikat saat ini menempatkan sebanyak 160.000 prajurit di Irak. Pengurangan sebanyak 30.000 personil diperkirakan dilakukan hingga Juli, kata komandan militer AS di Irak. Sementara itu, Menteri Pertahanan AS Gobert Gates, Senin, mengatakan ia akan mendukung dikeluarkannya instruksi jeda dalam penarikan tentara dari Irak setelah keberangkatan sebanyak 30.000 prajurit tambahan hingga Juli. Serangan menentukan Di Mosul, Irak utara, lebih dari 1.000 prajurit AS dan Irak telah memulai operasi terhadap Al-Qaeda, kata militer AS, Senin, sehingga melicinkan jalan bagi apa yang dikatakan para pejabat Irak akan menjadi serangan menentukan. Bulan lalu, Perdana Menteri Irak Nuri Al-Maliki mengumumkan rencana untuk mengusir gerilyawan Sunni dari Mosul, kota terbesar ketiga di Irak, yang disebut para komandan AS sebagai kubu pedesaan utama terakhir Al-Qaeda. Meskipun Amerika Serikat menyatakan serangan telah merosot di seluruh Irak hingga 60 persen, para komandan AS telah mengatakan Al-Qaeda tetap menjadi ancaman besar bagi keamanan dan musuh yang berbahaya. Puluhan ribu prajurit Irak dan AS ikut dalam beberapa serangan di berbagai provinsi di bagian utara negeri tersebut, tempat Al-Qaeda dan gerilyawan lain bersatu kembali setelah terusir dari provinsi Anbara di Irak barat dan sekitar Baghdad tahun lalu. Tambahan tentara Irak, dengan dukungan helikopter dan tank, telah dikerahkan ke Mosul. Militer AS, Senin, menyatakan satu operasi telah dimulai untuk membersihkan gerilyawan dari pangkalan di sebelah timur kota itu, tempat lima prajurit AS tewas bulan lalu. "Setakat ini, ada tambahan 1.999 ISF (personil Pasukan Keamanan Irak) dan CF (Pqasukan Koalisi) yang melancarkan ... operasi tersebut," kata Mayor Jenderal Gary Gangerfield, jurubicara bagi pasukan AS di daerah itu. "Itu adalah persiapan bagi operasi militer yang akan dilancarkan dalam waktu dekat untuk menguasai daerah yang mudah bergolak tersebut," kata Wathiq Al-Hamadani, Kepala Polisi Provinsi Nineveh, tempat Mosul berada. Meskipun para pejabat Irak telah berbicara mengenai "pembersihan" Mosul dari petempur Al-Qaeda, para komandan AS kurang tegas, dan mengatakan serangan mendatang adalah bagian dari operasi yang lebih luas. Mayor Jenderal Mark Hertling dari AS, panglima militer di Irak utara, mengatakan petempur Al-Qaeda menggunakan kota besar di wilayah utara dan daerah yang lebih terpencil. Ia juga mengatakan sebagian petempur meninggalkan Irak, dengan rencana akan kembali. (*)

Copyright © ANTARA 2008