Banda Aceh (ANTARA News) - Ribuan warga Kabupaten Simeulue, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), dilaporkan masih mengalami trauma pasca-gempa bumi berkekuatan 6,6 pada Skala Richter (SR) yang mengguncang wilayah itu Rabu (20/2) sekitar pukul 15.08 WIB. "Suasananya sepi, aktivitas masyarakat juga rendah dibanding hari biasa. Warga memilih tidak tinggal di rumah atau mengungsi," kata Kepala Distrik Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) NAD-Nias, Iqbal Abbas, yang dihubungi ANTARA dari Banda Aceh, Kamis. Ia menjelaskan, aktivitas perkantoran pemerintah dan swasta juga lebih sepi, termasuk arus lalulintas di kota kepulauan yang berjarak sekitar 100 mil laut dari daratan Provinsi NAD (Aceh Barat). Sekolah-sekolah juga libur karena murid dan para guru tidak beraktivitas. "Saya tadi pagi mengantarkan anak ke sekolah, tapi tidak saya temukan murid dan guru di sana (sekolah) baik SD, SLTP maupun SMA," tambahnya. Arus listrik PLN padam akibat sejumlah tiang miring sekitar 60 derajat, mengakibatkan suasana gelap gulita di kota Sinabang dan beberapa kecamatan lain di wilayah kepulauan yang berhadapan langsung dengan perairan Samudera Hindia itu, ujar Iqbal Abbas. "Saya juga sudah berkeliling di sejumlah desa di Sinabang dan tidak melihat adanya kerusakan parah rumah-rumah penduduk di sana," tambahnya. Yang pasti, masyarakat Simeulue masih trauma akibat guncangan gempa bumi dan sebagian mereka terkonsentrasi di lapangan terbuka atau mengungsi di daerah berdataran tinggi, kata dia. Gempa bumi itu mengakibatkan sedikitnya tiga orang meninggal dunia dan tercatat 51 warga dari berbagai desa di Simeulue mengalami luka berat dan ringan. Wakil Kepala Dinas Sosial Provinsi NAD, Ilyas Yakob, menjelaskan Pemerintah Aceh sedang mempersiapkan bantuan tanggap darurat untuk mengatasi masalah pasca bencana alam gempa di kepulauan Simeulue. "Kami sedang mempersiapkan transportasi untuk memasok bantuan tanggap darurat ke Simeulue. Hari ini (Kamis, 21/2) tim penanggulangan bencana alam berangkat untuk membawa bantuan tanggap darurat ke wilayah tersebut," katanya. Dropping bantuan tanggap darurat hanya bisa dilakukan sementara dengan menggunakan pesawat udara atau helikopter, ujar Ilyas Yakob. Selain Pulau Simeulue, guncangan gempa bumi juga dirasakan masyarakat di sejumlah kabupaten/kota di provinsi ujung paling barat Indonesia pasca gempa yang disertai tsunami pada 26 Desember 2004.(*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008