Jakarta (ANTARA News) - Siang itu celoteh ratusan siswa SD Negeri 17,19 dan 20 Tugu Utara dan SMP Negeri 84 Jakarta Utara tetap riuh rendah, namun mungkin lebih ramai dibandingkan hari-hari biasa.
Tak pernah mereka bayangkan sebelumnya, sekolah mereka yang terletak di Jalan Kramat Jaya, Jakarta Utara, dikunjungi oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Negara Ani Yudhoyono lengkap dengan sejumlah menteri.
"Pak Presidennya harum, ganteng lagi," kata Siska, seorang siswa kelas 6 sekolah dasar tersebut, ketika ditanya bagaimana perasaannya saat bisa bertatap muka langsung dengan Presiden dari dekat dengan suara ceria.
Masih dengan seragamnya sekolahnya yang nyaris basah kuyup karena air hujan yang turun sejak usai shalat Jumat mengguyur Jakarta, Siska mengatakan ia mengetahui Presiden harum saat Susilo Bambang Yudhoyono melintas di depannya.
"Saat Pak Presiden melintas, tercium bau harum dan wangi," paparnya.
Teman Siska lainnya, Tina, mengatakan sangat senang Presiden dan rombongan bisa datang karena ia merasa diperhatikan oleh pemerintah.
Tak hanya Siska dan Tina yang sumringah kedatangan orang nomor satu di Republik ini, sekitar 900 siswa SD Negeri 17,19 dan 20 Tugu Utara dan 640 siswa SMP Negeri 84 pun merasakan hal yang sama. Mereka tidak peduli hujan rintik-rintik yang masih mengguyur, mereka tetap berusaha untuk bisa mendekat ke arah rombongan Presiden.
Presiden dan Ibu negara yang didampingi oleh Mendiknas Bambang Sudibyo, Menko Kesra Aburizal Bakrie, Mensesneg Hatta Radjasa, Gubernur DKI Fauzi Bowo, Walikota Jakarta Utara Effendi Anas dan sejumlah pejabat lainnya tiba di lokasi sekitar pukul 14.30 WIB.
Selama lebih kurang satu setengah jam, Presiden dan rombongan berdialog dengan pengelola sekolah, meninjau ruang kelas, melihat perpustakaan sekolah dan berdialog dengan siswa.
Ketika semua siswa berebut untuk bisa melihat Presidennya dari dekat, namun karena standar pengamanan yang ada, maka hanya dari jarak tertentu saja mereka bisa mendekat.
"Pak, kok saya nggak boleh lihat Presiden dari dekat. Saya kan juga pengen lihat Presiden," kata seorang siswa SD kelas 2 bersama-sama dengan dua temannya di hadapan seorang petugas Pasukan Pengaman Presiden (Paspampres).
Meski dengan nada yang sabar petugas Paspampres itu menerangkan agar ketiganya bersabar, namun siswa kelas 2 itu tetap protes, dan hanya bisa ditanggapi dengan senyum oleh anggota Paspampres lainnya.
Jadi Wartawan
Saat Presiden dan Ibu negara masuk ke ruang kelas 1 SDN 19 Tugu Utara yang ada di lantai dua gedung sekolah itu, dengan seksama keduanya memperhatikan para siswa yang sedang belajar matematika. Di sela-sela pelajaran itu, Presiden Yudhoyono menanyakan pada para siswa bila besar nanti ingin jadi apa.
Tak sedikit yang mengacungkan tangan saat ditanya siapa yang nanti mau jadi Presiden. Demikian pula saat ditanya siapa yang mau jadi Tentara dan Polisi, namun ternyata hanya satu siswa saja yang mengacungkan tangan saat ditanya siapa yang mau jadi wartawan.
"Semuanya, baik menjadi Presiden, Tentara, Polisi maupun Wartawan baik saja. Yang penting kita harus bekerja dengan ikhlas," ujar Presiden.
Nadia, siswi yang duduk di bangku depan, dekat tempat Ani Yudhoyono berdiri kemudian memberanikan diri untuk bertanya.
"Pak, enak nggak jadi Presiden?," tanya gadis cilik itu.
Mendengar pertanyaan itu, dengan diikuti senyuman, Presiden mengatakan menjadi Presiden harus mau mengurus masalah yang dihadapi rakyat Indonesia dan juga menjalankan tugas kenegaraan.
"Namun demikian, bila kita menjalankannya dengan ikhlas, semua akan berjalan dengan baik," tuturnya.
Setelah berdialog, Presiden Yudhoyono dan Ani Yudhoyono kemudian berjalan ke arah koridor dan menyempatkan menengok ke bawah melalui dinding ke arah lapangan, di lapangan sekitar 300 siswa berbaur dengan puluhan guru mereka melambaikan tangan ke Presiden dan rombongan.
"Kunjungan saya ke sini untuk melihat apakah sekolah sudah dikelola dengan baik dan sejauh ini saya lihat cukup baik. Saya bangga melihat pendidikan saat ini kepada anak-anak belajarlah dengan baik, jangan lupa berolahraga dan menghormati orang tua serta guru sehingga berhasil di masa depan," katanya dengan menggunakan pengeras suara.
Rombongan meninggalkan lokasi sekitar pukul 16.00 WIB. Dalam perjalanan dari Jakarta Utara ke Istana Negara di Jakarta Pusat, rombongan Presiden sempat melewati sejumlah jalan yang digenangi air, antara lain di perempatan ITC Cempaka Mas yang tergenang setinggi 10 sentimeter sehingga mengakibatkan lalu lintas tidak lancar, serta di kawasan jalan Plumpang-Semper dan Jalan Tugu Raya hingga Jalan Kramat Jaya Jakarta Utara. (*)
Oleh Oleh Panca Hari Prabowo
Copyright © ANTARA 2008