Kuala Lumpur (ANTARA News) - Hari ini rakyat Malaysia menentukan pilihannya dalam pemilihan umum. Barisan Nasional (BN) koalisi partai berkuasa -UMNO (etnis Melayu), MCA (etnis Tionghoa), MCA (etnis India) dan sejumlah partai kecil lainnya - yang dipimpin Perdana Menteri Abdullah Badawi berupaya mempertahankan kursinya di tingkat nasional maupun lokal. Pada pilihan raya sebelumnya, 2004, BN merebut 199 kursi dari 219 kursi di parlemen (pusat). Partai oposisi -Partai Islam se Malaysia (PAS) merebut enam kursi, Partai Tindakan Demokratik (DAP) 12 kursi, Partai Keadilan satu kursi, dan independen satu kursi. Kemenangan itu memperpanjang kekuasaan BN. Dalam sistem Malaysia, pemilihan terdiri dari dua tingkat. Untuk tingkat nasional partai harus memenangkan suara secara keseluruhan. Sedangkan untuk tingkat negeri (lokal), partai harus memenangkan kursi di Dewan Undangan Nasional (DUN). Partai yang memenangkan kursi tingkat parlemen, berhak membentuk pemerintah pusat, sedangkan partai yang memenangkan DUN berhak membentuk pemerintah negeri. Satu-satunya negeri yang gagal dikuasai BN adalah Kelantan. Di sini, PAS --yang dituduh pemerintah sebagai partai yang bermaksud mendirikan negara Islam-- bertahan memerintah selama 18 tahun. Pada pemilu lalu, PAS merebut 23 kursi DUN, sedangkan BN merebut 22 kursi. Namun di parlemen pusat, BN unggul dengan meraih 9 kursi, sedangkan PAS merebut 5 kursi. Kemenangan PAS merebut kursi DUN, mengantarkan Nik Abdul Aziz Nik Mat, pimpinan PAS, sebagai Menteri Besar (setingkat gubernur) Kelantan. Ini berbeda dengan Negeri Terengganu. Pemilu 2004 lalu, BN justru berhasil menyingkirkan PAS yang sebelumnya berkuasa. Dua negeri ini -Kelantan dan Terengganu- merupakan tempat pertarungan terkeras masa ini. Para analisis berpendapat, Kelantan masih akan dikuasai PAS. Bahkan, mantan PM Malaysia, Mahathir Mohammad, pesimis BN akan dapat menggusur PAS. Berbagai kampanye hitam digelar di sini, di antaranya melalui spanduk penuh caci maki dari kedua pihak. BN menuduh PAS sebagai partai penipu, munafik, merusak Islam yang damai, dan gagal mengangkat kesejahteraan rakyat. Sebaliknya, PAS menuduh BN partai para koruptor, amoral, dan menimbulkan kehancuran. Menteri Besar Kelantan Nik Abdul Aziz Nik Mat, 75, berkeyakinan PAS kembali memenangkan pemilu ini. Sebaliknya, BN yakin merebut 60 persen suara dan memenangkan pemilu ini. Suasana panas juga terjadi di Terengganu. Perang spanduk dengan kalimat-kalimat provokatif, terlihat hampir di sepanjang jalan. Menteri Besar Terengganu, Dato Idris Jusoh yakin BN menang dengan suara 65 persen. Sedangkan Presiden PAS, Hadi Awang, yang bertanding di Negeri Terengganu, yakin akan dapat mengambil kembali kekuasaannya yang lepas pada pemilu lalu. Perang pengaruh lebih keras di dua negeri ini, dibandingkan dengan negeri-negeri lain, di antaranya Kedah, Pulau Pinang, Perak, Pahang, Negeri Sembilan, maupun Johor. Selain spanduk, bendera, kampenye hitam kedua pihak juga melalui selebaran dan buku saku. Foto PM Abdullah Badawi dengan artis Hollywood Michael Yeoh tersebar di berbagai tempat. BN tak kalah keras memojokan PAS. Mereka mengutip pertanyaan Presiden PAS yang menilai BN sebagai kafir. Anwar Ibrahim Secara keseluruhan, Barisan Nasional diperkirakan tetap memenangkan pemilu saat ini, kecuali di Kelantan dan Terengganu yang sulit diprediksi. Namun secara nasional, kekhawatiran BN terasa berlebihan terhadap Anwar Ibrahim, pendiri Partai Keadilan Rakyat (PKR). Media-media Kuala Lumpur terus menerus membongkar kesalahan-kesalahan Anwar. Anwar, mantan wakil perdana menteri, memang tidak dapat ikut dalam pemilu ini. Hukuman tak boleh ikut pemilu baru akan pulih pada bulan depan. Namun, BN terus menerus melancarkan serangan kepada Anwar. Dia disebut sebagai antek Amerika Serikat -- karena kedekatannya dengan aristek invasi AS ke Irak, Paul Wolfowitz, ingin memaksakan IMF masuk ke Malaysia pada masa krisis, punya kedekatan dengan lobi Yahudi, dan merancang reformasi atas skenario AS. Anwar juga disebut sebagai pemimpin yang berbohong, hanya bisa bicara, namun tak berbuat pada masa ia berkuasa. PM Abdullah Badawi secara terang-terangan menyatakan Anwar tidak melakukan apa-apa untuk rakyat semasa menjadi wakil perdana menteri. Terakhir, Anwar dituduh melempar kotoran ke Malayisia melalui pernyataan-pernyataannya di luar negeri. Pekan lalu di Singapura, Anwar mengundang pers asing menjelek-jelekkan pemerintah dengan menuduh pemilu ini berlangsung curang. Berbagai spanduk, selebaran, dan pemberitaan media terus menerus mengecam Anwar. Bahkan, rekaman video atas keburukan Anwar beredar secara bebas. Namun, hal demikian juga dilakukan kubu Anwar. Berbagai surat kaleng, rekaman ceramah Anwar, beredar pula secara bebas. Berbagai kalangan di pemerintah, menduga Anwar akan memanfaatkan istrinya Wan Azizah apabila nanti Azizah terpilih masuk parlemen. Setelah selesai masa hukumannya, April, Azizah akan diminta mundur dan kursinya diberikan kepada Anwar. ` "Kami menduga Anwar akan memanfaatkan istrinya. Dia akan melakukan berbagai cara, tapi kami tak yakin istrinya akan meraih kursi parlemen," ujar Menteri Penerangan Malaysia Zainuddin Maidin. Pemilu Malaysia ini, meski tanpa arak-arakan di jalan raya, tanpa keramaian, dan pengerahan massa, cukup panas. Banyak kalangan memperkirakan, Partai-partai pembangkang (istilah untuk partai oposisi) akan mendapat menambah kursi, karena isu yang mereka usung sangat populer di kalangan rakyat: masalah korupsi, kesejahteraan rakyat, pendidikan, dan ketidakadilan etnis. (*)

Oleh Oleh Asro Kamal Rokan
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008