Jakarta (ANTARA) - Penyelenggara Indonesia Open 2019 memasang gerbang bernuansa futuristik sebagai akses masuk bagi pengunjung yang akan menyaksikan jalannya lomba bulu tangkis di Istora Gelora Bung Karno Jakarta.

"Gerbangnya bagus dan sangat futuristik. Menarik untuk difoto," kata salah satu pengunjung asal Purwokerto Muhammad Ryan (24), di Jakarta, Selasa.

Gerbang yang membentuk pola setengah lingkaran berdiameter sekitar delapan meter itu dilengkapi dengan tujuh layar LED berukuran 1x5 meter yang memancarkan kilauan cahaya terang.

Pada setiap sela layar, terpasang 24 box aklirik yang memancarkan warna merah, memberi kesan layaknya matahari terbit.

Pintu masuk menuju arena pertandingan diapit dua gerbang serupa jaring putih, berbahan gypsum.

Berjarak 'selemparan batu' dari gerbang, terpasang foto sejumlah atlet bulu tangkis dunia pada dinding berbahan duplex berdiameter delapan meter membentuk setengah lingkaran.

Dinding tersebut menjadi area pemisah laju pengunjung menuju kanan atau kiri kawasan Istora GBK.

Bola bulu tangkis berukuran raksasa terpajang di belakang dinding gerbang masuk yang bergerak memutar dengan sepuluh neon box bergambar bendera dari sejumlah negara dunia.

Sejumlah ornamen penyambut kedatangan pengunjung itu tampak digemari penonton yang mengisi waktu luang di luar jadwal pertandingan untuk sekadar berfoto bersama kolega maupun keluarga mengabadikan momen.

"Tambah malam, tambah semarak karena banyak lampu-lampunya. Suasananya sangat futuristik," kata pengunjung lainnya, Arisanto.

Menurut dia, Indonesia Open kali ini tidak sekadar ajang pertandingan olahraga dunia, namun menjadi destinasi wisata alternatif bagi keluarga.

"Saya dan keluarga senang bisa nonton di sini. Ternyata tempatnya seru juga buat cari makan dan bermain anak," kata Arisanto yang datang bersama isteri dan tiga anaknya.

Ketua panitia Indonesia Open 2019, Achmad Budiarto, yang dikonfirmasi terkait sejumlah fasilitas acara, belum memberikan komentar hingga tenggat penayangan berita.

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2019