Tokyo (ANTARA News) - Jepang menilai kehadiran Indonesia selaku negara berkembang dalam pertemuan G-8 di Hokkaido Juli 2008 sangat penting, khususnya untuk memberikan pandangan mengenai sikap negara-negara berkembang terhadap isu internasional yang terjadi saat ini.
"Indonesia dan juga ASEAN diundang sebagai partisipan untuk bisa memberikan saran-saran dalam upaya membangun diskusi yang efektif di pertemuan G-8 nanti," kata pejabat senior Kementrian Luar Negeri Jepang di Tokyo, Kamis,
Ia mengemukakan hal itu menjawab pertanyaan Antara Tokyo tentang alasan dipilihnya Indonesia dalam pertemuan tingkat tinggi kepala pemerintahan dari delapan negara Industri maju (G-8) yang akan berlangsung di kawasan resort Danau Toya di Hokkaido pada Juli 2008.
Sebelum KTT berlangsung, dilakukan pertemuan pendahuluan setingkat menteri mulai dari menteri keuangan hingga menteri energi. Dalam pertemuan tingkat menteri keuangan yang akan berlangsung 5-6 April 2008 di Mita Conference Hall Tokyo, Menkeu Sri Mulyani sudah tercatat positif akan hadir.
Menurut pejabat setingkat direktur itu, G-8 juga merupakan organisasi internasional, sehingga diperkenankan mengundang sejumlah negara lain sebagai partisipan. Selain itu, Jepang juga ingin menunjukkan kebijakannya secara lebih nyata yang lebih "meng-Asia".
"Indonesia tidak saja merupakan cerminan negara berkembang, tetapi juga representasi dari ASEAN sehingga pantas untuk menghadirkannya. Apalagi secara tradisional Indonesia juga dekat dengan Jepang," katanya.
Mengenai agenda pertemuan tingkat menteri keuangan, Jepang berkeinginan terbangunnya dialog yang efektif sehingga memerlukan berbagai saran dan masukan. Pertemuan G-8 juga sangat menekankan pentingya terbangun suatu diskusi yang hangat dengan pendekatan yang holistik (menyeluruh).
Pertemuan tingkat menteri keuangan G-8 itu sendiri bertugas untuk menentukan isu-isu yang akan dibahas di tingkat kepala negara, yang melibatkan tidak saja Negara G-8 tetapi juga Komisi Eropa atas persoalan penting yang sedang terjadi.
Pejabat senior kementrian Jepang itu mengemukakan, ada tiga bahasan utama yang akan dibicarakan dalam pertemuan tingkat menkeu itu, yakni perluasan kerjasama, termasuk dengan negara donor baru, kemudian topik mengenai perubahan iklim "human security" dan "global health" .
Dipertanyakan
Masuknya Indonesia, Malaysia, dan Meksiko sebagai "negara donor baru" mendapat pertanyaan dari wartawan asing, mengingat posisinya bukan sebagai negara kaya.
Mendapat jawaban tersebut, pejabat Deplu Jepang itu hanya mengatakan bahwa mereka merupakan wakil negara berkembang dan juga representasi ASEAN yang merupakan mitra dekat Jepang.
Jawaban tersebut ternyata tidak memuaskan wartawan, meski ditanya berulang kali, namun tetap mendapatkan jawaban yang sama diplomatisnya.
Dalam kebiasan jumpa pers regular di kementrian luar negeri Jepang, pejabat kementrian tersebut kerap memberikan latar belakang, namun hanya boleh dikutip sebagai pejabat senior, tidak jati dirinya.
Negara-negara yang diundang selain G-8, adalah Brazil, China, India, Indonesia, Malaysia, Meksiko, Korsel, Afrika Selatan, Komisi Eropa, Sekretariat ASEAN, UNDP serta Bank Dunia. (*)
Copyright © ANTARA 2008