Jerusalem (ANTARA News) - Bakal calon Presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, John McCain pada Selasa menyatakan mendukung Israel yang mengklaim Jerusalem sebagai ibukota mereka. "Saya mendukung Jerusalem sebagai ibukota Israel," kata McCain di Jordania sebelum berangkat menuju Israel. Israel mencaplok Jerusalem timur dari Arab setelah perang Timur Tengah tahun 1967 dan menyatakan wilayah itu bagian dari ibukota mereka namun klaim itu tidak diakui oleh dunia internasional. Nasib Yerusalem adalah salah satu persoalan yang paling sulit dalam konflik Palestina - Israel. Berlanjutnya pembangunan pemukiman baru di daerah pendudukan itu menjadi penghalang bagi perundingan perdamaian yang baru dibuka kembali pada bulan November. Palestina mengemukakan pernyataan McCain itu bertentangan dengan solusi "dua negara" yang dipaparkan oleh Presiden AS George W Bush. Palestina menginginkan bagian timur Jerusalem itu sebagai ibukota negaranya yang akan terbentuk di kemudian hari. "Mereka tidak mewakili sikap pemerintahan AS yang mengakui bahwa wilayah Palestina itu sedang diduduki Israel mulai 1967," kata perunding senior Palestina, Saeb Erakat, kepada AFP. "They juga berlawanan dengan pandangan tentang solusi dua-negara dari Presiden Bush," kata Erakat di kota Ramallah, Tepi Barat. Perwakilan asing seperti Amerika Serikat dan lainnya bertahan dengan kedutaan-kedutaan mereka di Tel Aviv. Pada Juni, DPR AS mengesahkan satu resolusi untuk mendesak Bush memindahkan kedutaan besar AS ke Jerusalem, dan memberi selamat kepada Israel "atas hari jadi ke-40 dan reunifikasi kota suci yang bersejarah." McCain dalam kunjungan ke Jordania itu juga telah melakukan pembicaraan dengan Raja Abdullah II yang mendesak Washington untuk "terus memainkan peran yang efektif," dalam memajukan proses perdamaian. Senator Arizona disambut di Jerusalem oleh Presiden Israel, Shimon Peres. McCain dijadwalkan akan mengelilingi Israel dengan naik helikopter bersama Perdana Menteri, Ehud Olmert, dan Menteri Luar Negeri, Tzipi Livni. McCain, yang mengunjungi Baghdad pada Minggu, telah menyuarakan keprihatinan atas yang dia sebut pengaruh Iran di Irak maupun bantuan kelompok tersebut kepada Hezbollah di Lebanon. "Jika kita keluar dari Irak, maka sudah pasti pengaruh Iran akan meningkat secara dramatis," katanya.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008