Brisbane (ANTARA News) - Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono tiba di Sydney, Selasa pagi, untuk memulai kunjungan empat harinya di Australia, kata Kabid Penerangan KJRI Sydney, Minister Counsellor Pratito Soeharyo. Menhan Juwono dan rombongan tiba sekitar pukul 07.25 waktu setempat dengan pesawat Qantas, dan disambut Konjen RI di Sydney, Sudaryomo Hartosudarmo, Atase Pertahanan di KBRI Canberra Marsekal Pertama TNI Kuswantoro, dan sejumlah staf KJRI Sydney, katanya. Selama kunjungannya di Australia, Menhan akan berbicara di forum dialog Asia Timur hari Rabu (26/3) di Sydney dan kemudian bertolak ke Canberra untuk bertemu Menhan Australia, Joel Fitzgibbon, katanya. "Di dalam rombongan Menhan Juwono tampak antara lain Dirjen Strategi Pertahanan Mayjen TNI Syarifuddin Tippe dan Staf Ahli Khusus Menhan bidang Ekonomi, Adnan Ganto," kata Pratito. Selain Menhan, perwira tinggi Polri, Irjen Pol Gorries Mere, juga tiba di Sydney untuk menghadiri forum dialog yang diselenggarakan Universitas Nasional Australia (ANU) itu. Sebelumnya, Atase Pertahanan di KBRI Canberra, Marsekal Pertama TNI Kuswantoro, mengatakan kunjungan Menhan Juwono Sudarsono ini akan memperkuat hubungan kedua negara. Keyakinan yang sama juga disampaikan Minister Counsellor Bidang Politik KBRI Canberra, Samsu Rizal, terutama menyangkut pertemuannya dengan Menhan Joel Fitzgibbon di Canberra, 27 Maret mendatang. Strategi pertahanan Samsu Rizal mengatakan, pertemuan menhan kedua negara ini sangat penting bagi penguatan hubungan bilateral setelah Perjanjian Lombok (Lombok Treaty) resmi berlaku sejak 7 Februari lalu. Bagi Indonesia, pertemuan kedua menhan ini dipandang signifikan untuk melihat bagaimana strategi pertahanan pemerintahan baru Australia di kawasan Asia Pasifik, kata Samsu Rizal . "Sebagai negara sahabat dan tetangga dekat Australia, cukup penting bagi Indonesia untuk, misalnya, melihat bagaimana strategi pertahanan Australia dalam pemerintahan baru. Tentu ada perubahan-perubahan walaupun tidak sampai menjadi gangguan," katanya. Dalam konteks pemerintahan baru Australia, adanya pertemuan menhan kedua negara itu juga penting karena Canberra pun bisa mendapatkan satu gambaran tentang bagaimana strategi Indonesia di kawasan dalam kaitannya dengan pertahanan, kata Samsu Rizal. "Dalam hal ini, Indonesia tidak perlu diragukan karena kepentingan pertahanannya adalah untuk kepentingan dalam negeri dan bukan invasi," kata diplomat senior lulusan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara (USU) Medan ini. Ia tidak menampik fakta bahwa masih ada kelompok tertentu yang berprasangka buruk bahwa Indonesia memiliki ambisi teritorial padahal sama sekali tidak. Dari segi besaran anggaran pertahanan, Indonesia pun sangat jauh di bawah Australia. "Yang pasti, pertemuan kedua menhan akan memperkuat `link` (hubungan) dan jaringan, serta membuka dialog kedua pihak," katanya. Mengenai forum dialog Asia Timur yang akan dihadiri menhan itu, Juru Bicara KBRI Canberra, Dino Kusnadi, mengatakan, forum strategis tersebut akan menyoroti beragam masalah ekonomi dan keamanan politik di kawasan Asia Pasifik. Di antara para tokoh yang akan berbicara di forum yang dihadiri kalangan pengusaha dan pejabat negara itu adalah mantan menteri keuangan Thailand dan mantan menteri luar negeri Korea Selatan, katanya. (*)

Copyright © ANTARA 2008