Kendari (ANTARA News) - Ribuan mahasiswa yang beringas, Jumat siang, membakar satu unit mobil patroli polisi pamong praja dan satu sepeda motor dinas Pemerintah Kota Kendari, Sulawesi Tenggara saat mereka berunjukrasa di kantor pemerintah daerah setempat. Aksi anarkis itu dilakukan sebagai tindakan balasan setelah dalam aksi unjukrasa mereka sebelumnya, telah terjadi pemukulan oleh oknum PNS dan pendukung walikota Kendari terhadap rekan mereka pada Rabu lalu (26/3). Selain membakar kendaraan dinas, mereka juga melempari gedung Pemerintah Kota Kendari dengan batu sehingga memecahkan kaca gedung dan fasilitas kantor lainnya seperti komputer, meja kerja, lemari, bahkan mesin AC (air conditioner). Wartawan ANTARA yang berada di lokasi kejadian melaporkan, ruang kerja walikota Kendari dan pegawai pemerintah tampak berantakan dengan pecahan kaca dan batu berhamburan, serta mesin ketik dan lemari arsip hancur. PNS yang terancam akhirnya menyelamatkan diri dengan bersembunyi di bangunan bagian tengah di komplek gedung pemerintah itu. Mereka tidak bisa berbuat banyak selain menyelamatkan diri, sementara kendaraan mereka rusak terkena batu yang dilepar pengunjukrasa. Seorang PNS bahkan terpaksa keluar dengan membawa baju putih yang dikibar-kibarkan sebagai tanda permintaan damai dan berharap pengunjukrasa menghentikan aksinya, namun tidak ada respon seperti yang ia harapkan. Aksi melempar batu sebagian berhenti saat Komandan Kodim 1417 Kendari, Letkol Agustinus, memasuki area kantor Pemkot Kendari dan meminta massa menghentikan pelemparan karena PNS sudah mengibarkan bendera putih tanda tidak melawan. Meski demikian, sebagian mahasiswa masih nekad melempari bagian gedung yang balum rusak. Aksi massa mahasiswa tersebut sebagai pelampiasan atas tindakan anarkis pemukulan oknum PNS dan pendukung Walikota terhadap mahasiswa sewaktu melakukan orasi di kantor tersebut (26/3). "Mana preman itu, mana PNS mu Walikota, keluarkan mereka," ujar massa dengan melemparkan batu ke arah ruang kerja Walikota Kendari. Semula massa ingin melakukan orasi di Kantor DPRD Tk I yang berjarak 50 meter dari kantor Pemkot Kendari, namun saat massa melintas di kantor Pemkot Kendari sebagian massa tidak dapat dikendalikan. Tindakan membahayakan sekelompok mahasiswa itu juga memaksa pengguna jalan di sekitar lokasi menghentikan perjalanannya dan berdiam di tempat yang dianggap aman. Selama aksi berlangsung, tidak satu pun aparat kepolisian dari Polres Kendari yang melakukan pengawalan, baik terhadap massa maupun kantor Pemkot Kendari seperti sehari sebelumnya (27/3). Pada Rabu lalu (26/3), sejumlah lembaga sosial masyarakat (LSM) juga berunjukrasa di tempat yang sama dan menolak aksi penggusuran di pelataran Pasar Baru dan Pasar Anduonohu yang dilakukan pemerintah kota. Belum ada penjelasan apakah aksi mahasiswa hari ini terkait dengan peristiwa unjukrasa Rabu lalu yang juga berakhir rusuh. (*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008