Keunggulan KTMT antara lain berada di wilayah strategis di perairan Selat Malaka yang merupakan salah satu jalur pelayaran terpadat di dunia
Medan (ANTARA) - Sebanyak 2.000 metrik ton crude palm oil (CPO) dengan tujuan ekspor ke India dikapalkan dari Kuala Tanjung Multipurpose Terminal (KTMT), Batubara, Sumatera Utara, Jumat. 

"Ekspor perdana CPO dari KTMT dengan tujuan Krishnapatnam, India itu diangkut Kapal MT Ocean Integrity," ujar Direktur Utama PT Prima Multi Terminal, Robert Sinaga di Batubara, Jumat.

KTMT dikelola PT Prima Multi Terminal, anak perusahaan Pelindo I.

Dia menjelaskan, KTMT dewasa ini telah melayani kegiatan bongkar muat curah cair karena pelabuhan itu dilengkapi dengan fasilitas pipa dan tangki timbun.

KTMT itu sendiri memiliki kedalaman mencapai 15-17 meter LWS (Low Water Spring).

"Pengapalan CPO ekspor itu merupakan yang perdana," katanya.

Sebelumnya, ujar dia, sudah ada tiga perusahaan pelayaran yang melakukan kegiatan bongkar muat peti kemas secara rutin dan juga kapal general cargo yang sandar untuk membongkar bantalan rel di Kuala Tanjung.

Robert Sinaga menjelaskan, KTMP memiliki dermaga 500 x 60 meter, trestle sepanjang 2,8 km, serta dilengkapi rak pipa 4 line x 8 inch.

Untuk menunjang bongkar muat curah cair, PT Prima Multi Terminal
bekerja sama dengan PT Prima Tangki Indonesia yang merupakan "cucu" perusahaaan Pelindo 1 yang bersinergi dengan Charleston Group.

Semua sarana dan prasarana di KTMP itu baik untuk egiatan bongkar muat peti kemas, curah cair dan general cargo sudah bisa dioperasikan secara optimal.

“Keunggulan KTMT antara lain berada di wilayah strategis di perairan Selat Malaka yang merupakan salah satu jalur pelayaran terpadat di dunia," katanya.

Direktur Utama PT Prima Tangki Indonesia, Gaotama Setiawan, mengatakan, sebagai "anchor tenant", perusahaan itu telah menyediakan fasilitas 22 tangki timbun yang mampu melayani hingga 1.000 ton per jam dengan empat jaringan pipa yang dilengkapi dengan delapan pompa.

“PT Prima Tangki Indonesia menyediakan fasilitas tangki timbun dengan kapasitas 100.000 MT yang mampu digunakan untuk kegiatan bongkar muat curah cair di Pelabuhan Kuala Tanjung," ujarnya.

Untuk fasilitas bongkar muat curah cair dilengkapi dengan pompa yang memiliki kecepatan tinggi dengan menggunakan otomatisasi.

Fasilitas tersebut sudah bisa digunakan beberapa waktu lalu dan telah memperoleh sertifikasi International Sustainability and Carbon Certification (ISCC) dari European Commission.

"Sertifikasi internasional itu menunjukkan bahwa fasilitas yang disediakan menggunakan sumber energi terbarukan," ujar Gaotama Setiawan.

Baca juga: Ekspor Sumut ke China naik 25,83 persen

Baca juga: Ekspor minyak sawit Sumut turun 6,58 persen

 

Pewarta: Evalisa Siregar
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019