Surabaya (ANTARA News) - Anak-anak SMA Muhammadiyah 3 Jember, Jatim mengingatkan dominasi orangtua dalam mendidik putra-puterinya lewat pementasan teater berjudul, "Orang-orang Bawah Tanah" di Galeri Surabaya, komplek Balai Pemuda, Sabtu malam. Pelajar yang aktif di kelompok teater SUN itu membawakan lakon karya Ilham Zhobairy yang disutradarai Ratna Suminar dengan penampilan yang cukup bagus untuk kategori teater pelajar. Mereka membawakan lakon yang bercerita bagaimana bingungnya tokoh Kasim, seorang anak yang memiliki ayam kesayangan bernama Klewar. Bapak Kasim sering marah dan mengumpatnya dengan kata-kata, "goblok" karena melihat anaknya setiap hari hanya membawa-bawa ayam. Si bapak meminta isterinya agar memberi nasehat pada anaknya agar bersikap maju dan tidak cengeng. Si ibu kebingungan menghadapi sikap suaminya yang tidak jarang "ringan tangan" sekaligus menunjukkan kasih sayangnya kepada Kasim. Kasim juga kebingungan dengan sikap orangtuanya yang sering berubah-ubah. Misalnya ketika Kasim mengutarakan bahwa semalam bermimpi "basah", ibunya yang kaget justru meminta bermimpi yang lain. Kasim menjelaskan bahwa mimpi basah yang dimaksud adalah menjadi presiden karena dalam persepsi masyarakat menjadi presiden itu hidup "basah atau berkecukupan . Ibunya malah meminta Kasim agar bermimpi yang lain, seperti menjadi dokter, menjadi kadal atau binatang lainnya. Beberapa saat kemudian Kasim berjalan melata di hadapan ibunya. Setelah ditanya untuk apa, ia menjawab ingin menjadi kadal seperti harapan ibunya. Bapaknya yang melihat adegan itu kembali marah dan berharap anaknya menjadi singa atau batu cadas yang tegar menghadapi terpaan gelombang. Kasim kemudian mengaum-ngaum dan berusaha tampil seperti macan atau singa, lalu sejurus kemudian ia tampil mematung karena ingin menjadi batu karang. Pilihan Kasim itu agaknya merupakan ekspresi dari puncak keputusasaannya menghadapi tekanan orangtuanya. Sebelumnya, bapak Kasim telah membuatnya kecewa karena telah menyebelih Klewar untuk jamuan seorang menteri yang datang ke daerahnya. Ibunya menghibur bahwa hal itu dilakukan bapaknya karena permintaan dari lurah setempat untuk menjamu seorang menteri. "Semua tidak bisa dipercaya, kecuali Klewar," kata Kasim sambil meratapi kepergian hewan kesayangannya dengan memeluk sangkar. Penampilan teater SUN merupakan hari kedua dari 10 kelompok dalam kegiatan Parade Teater Pelajar yang digelar Dewan Kesenian Surabaya (DKS) mulai 11 - 20 April 2008. "Alhamdulillah untuk ukuran Galeri Surabaya yang kecil ini, antusiasme pelajar mengikuti kegiatan ini cukup tinggi. Padahal mereka membayar tiket Rp3.000. Kami senang melihat kenyataan teater pelajar yang semangatnya justru lebih tinggi dari teater kampus itu," kata Humas DKS, Farid Syamlan. (*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008