Padang (ANTARA News)- Turis dari berbagai negara dalam jumlah besar dengan tujuan wisata selancar (surfing) mulai berdatangan ke Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumbar, menyusul semakin dekatnya musim ombak besar yang merupakan saat terbaik digelarnya kegiatan olahraga laut itu. "Para turis mulai berdatangan ke Mentawai karena musim ombak besar sebagai saat paling ditunggu untuk melakukan kegiatan berselancar telah dimulai," kata Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Mentawai Sumbar, Zulkarlin, di Mentawai, Senin. Menurut Zulkarlin, para turis tersebut berdatangan ke Mentawai dengan menggunakan kapal dari Bandara International Minangkabau (BIM), atau menyewa kapal pribadi untuk mencapai lokasi tertentu. T uris asing berasal dari berbagai negara, seperti Amerika Serikat, Australia, Inggris, Austria itu berdiam di Mentawai selama lebih dari dua pekan untuk menikmati asyiknya berwisata selancar di perairan pantai kabupaten yang terdiri atas gugusan pulau-pulau itu. Ombak di Mentawai cukup terkenal bagi para peselancar kelas dunia, karena tingginya hampir enam meter yang cukup mengasyikkan bagi penikmat olahraga air itu. "Tiap tahun hampir 6.000 wisatawan mancanegara datang ke Mentawai menikmati olahraga selancar di daerah itu," katanya. Pada Kabupaten Kepulauan Mentawai terdapat 400 spot surfing (titik selancar) yang dapat dijadikan lokasi berselancar para surfer, dan telah beberapa kali menjadi lokasi penyelenggaraan acara berselancar skala internasional. Guna memberikan kenyamanan bagi wisatawan mancanegara telah dibangun enam unit resort, di antaranya Makaroni di Pulau Silabu, Kandui di Pulau Nyang Nyang, Saraina Kota Mentawai di Pulau Karang Majang, serta Alloyta di Pulau Simakakang, dan Surfing Ground di Katiet. Resort tersebut dilengkapi dengan sejumlah fasilitas lain, seperti penginapan, restoran, bar, yang memberikan kenyamaman bagi peselancar, serta didesain unik khas Mentawai. "Kita masih menunggu investor lain untuk membangun resort di Mentawai karena masih banyak lokasi lain yang memungkinkan dan juga akan diberikan kemudahakan izin bagi penanam modal itu," demikian Zulkarlin. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008