Brisbane,(ANTARA News) - Kasus kematian lima wartawan Australia di Balibo, Timur Timur, tahun 1975menguji ketahanan fondasi hubungan bilateral RI-Australia setelah Polisi Federal Australia (AFP) resmi menyelidiki tuduhan kejahatan perang dalam kasus yang populer disebut "Balibo Five" ini.

Berbagai media cetak dan elektronika Australia menjadikan investigasi AFP terhadap kasus "Balibo Five" serta pandangan publik Australia dan tanggapan pemerintah dan parlemen Indonesia atas keputusan AFP itu salah satu berita utama mereka pada Rabu dan Kamis.

Dalam pernyataan persnya, AFP menyebutkan investigasi kasus "Balibo Five" sudah dimulai pada 20 Agustus 2009 dan pihak keluarga lima wartawan yang tewas tahun 1975 ini sudah diberitahu pada 8 September 2009.

Namun, menurut AFP, penyelidikan terhadap tuduhan kejahatan perang yang terjadi di masa lalu ini tidak mudah karena para saksi dan bukti berada di luar negeri.

"Sekiranya hasil investigasi menunjukkan adanya cukup materi untuk menyusun bukti ringkas tindak kejahatan atau kemungkinan nyata tindak kejahatan, AFP akan merujuk informasi yang ada ke Direktur Penuntut Umum Persemakmuran (CDPP)," kata AFP.

Setelah itu, pertimbangan lanjutan atas kasus ini diserahkan kepada CDPP sesuai dengan Kebijakan Prosekusi Persemakmuran (PPC).

AFP melakukan penyelidikan terhadap kasus "Balibo Five" ini setelah Kantor Kejaksaan Agung Persemakmuran Australia menerima hasil putusan Pengadilan Coroner New South Wales tentang kematian Brian Peters, salah satu anggota "Balibo Five", pada 16 November 2007.

Sementara itu, Minister Counselor Fungsi Pensosbud KBRI Canberra, Raudin, mengatakan kepada ANTARA, sikap resmi KBRI Canberra atas masalah "Balibo Five" sejalan dengan apa yang telah disampaikan Juru Bicara Deplu RI di Jakarta, Teuku Faizasyah.

Sebelumnya, Juru bicara Deplu, Teuku Faizasyah, mengatakan, kasus kematian lima wartawan asing di Timor Timur tahun 1975 itu sudah selesai dengan kesimpulan bahwa kematian mereka karena kecelakaan.

"Indonesia tidak melihat adanya suatu kepentingan untuk membuka kasus ini lagi. Sudah disimpulkan bahwa kematian kelima wartawan asing tersebut adalah karena kecelakaan bukan disengaja" katanya.

Pada Juli dan Agustus lalu, memori publik Australia tentang "Balibo Five" sudah dibangun lewat suguhan film Balibo di Festival Film Internasional Melbourne dan Brisbane.

Namun opini publik negara itu tentang pihak yang bertanggungjawab terhadap kematian lima wartawan tahun 1975 ini sudah terbangun sejak adanya kesimpulan Pengadilan Glebe Coroners NSW pada 16 November 2007 bahwa personil TNI adalah pihak yang membunuh lima wartawan Australia tersebut.(*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009