Stockholm (ANTARA News/AFP) - Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad tak melintasi "garis merah" yang akan memicu tindakan meninggalkan ruangan oleh semua negara Uni Eropa (UE) dalam pidatonya di PBB, New York, kata Kementerian Luar Negeri Swedia, Kamis.

"Ada kriteria tertentu yang ditetapkan ketika UE meninggalkan ruangan dan kriteria itu tak terpenuhi," kata wanita jurubicara Kementerian Luar Negeri Swedia, Cecilia Julin.

Kriteria tersebut yang disepakati di New York sebelum Presiden Iran tersebut berbicara meliputi bantahan terhadap Holocaust dan seruan bagi penghapusan Israel, yang tak dilakukan Ahmadinejad saat ini.

Meskipun demikian, sejumlah negara UE tetap meninggalkan ruangan ketika Ahmadinejad menyerang Israel, termasuk Inggris, Denmark, Prancis, Jerman, Hongaria dan Italia.

"Kami tak mengomentari siapa yang pergi atau siapa yang tidak pergi," kata Julin. "Saya kira ada alasan lain bagi negara lain yang memutuskan untuk pergi."

Dalam pidatonya, Ahmadinejad kembali mengincar Israel tapi tanpa menyebutkan nama negara itu atau orang Yahudi. Ia hanya merujuk kepada "rejim Zionis".

Ia menuduh Israel mengambil kebijakan tak manusiawi di Palestina, termasuk pemusnahan suku bangsa dan berusaha menerapkan bentuk baru perbudakan, serta membahayakan reputasi Negara lain, bahkan negara Eropa dan AS, untuk mewujudkan ambisi rasisnya.

Israel telah menyerukan boikot terhadap pidato Ahmadinejad, dan tak memiliki wakil ketika Presiden Iran tersebut berbicara. Kanada mengacuhkan seruan boikot itu, sementara delegasi lain dari Argentina, Australia, Kosta Rika, Selandia Baru dan Amerika Serikat juga meninggalkan ruangan saat Ahmadinejad mulai berbicara menentang Israel, kata satu sumber Eropa.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009