Jakarta (ANTARA News) - Pengembangan teknologi roket sangat dibutuhkan bangsa Indonesia untuk meningkatkan kemandirian dan karena itu peristiwa menyedihkan yakni cederanya dua warga desa Pandanwangi, Kabupaten Lumajang, diminta tidak menyusutkan semangat para pengembang roket.

"Teknologi roket sangat penting untuk keperluan pemantauan cuaca, pembawa satelit dan pertahanan negara, karena itulah mengapa Indonesia harus menguasai teknologi ini," kata Deputi Teknologi Dirgantara Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Soewarto Hardhienata di Jakarta, Jumat.

Apalagi, lanjut dia, teknologi roket sangat tertutup sehingga hampir tidak ada alih teknologi dari satu negara ke negara lain sehingga konsekuensinya Indonesia harus mengembangkan sendiri teknologi ini.

"Bahan baku teknologi roket ini juga mudah untuk diembargo, sehingga kemandirian dalam pengembangannya mulai dari bahan baku hingga teknologi jadi sangat diperlukan," katanya.

Menurut Dirut PT Pindad Didik Avianto, sebuah roket selain dimuati GPS dan sensor akselerasi serta kamera. bisa dimuati berbagai peralatan untuk keperluan tertentu.

"Jika untuk keperluan pemantauan cuaca, kamera yang dibawa, untuk keperluan peluncuran satelit, maka satelit yang dibawa, demikian juga jika dibutuhkan untuk keperluan militer bisa dimuati dengan yang sesuai dengan itu," katanya.

Roket Kendali Nasional (RKN) yang dibiayai sistem insentif ristek tersebut merupakan program Kementerian Riset dan Teknologi (KRT) bekerja sama dengan LAPAN, PT Dirgantara Indonesia dan PT Pindad.

Pada 27 Januari itu, untuk kedua kalinya lokasi milik TNI AU yang luasnya sekitar 80 ribu hektare dengan panjang 13km dan lebar 1km di Lumajang itu digunakan untuk uji terbang dari roket tipe RX 1210 single stage dan RX 1213/1210 double stage serta RKN 200.

Rencana awal akan dilakukan pengujian 14 roket, tetapi hanya 10 roket yang sempat diterbangkan, sembilan di antaranya berhasil terbang dengan performa sangat baik, namun untuk RKN 200 double stage kinerja terbang tak seperti diharapkan, sehingga selongsong roket jatuh menimpa rumah singgah (saung) penduduk.

Satu roket lainnya jatuh di tambak karena melebihi sasaran, namun tidak mengenai warga.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010