Sidoarjo (ANTARA News) - Alumni ITS Surabaya Djaja Laksana meyakini Teori Bernoulli yang diterapkan untuk menghentikan semburan lumpur di kawasan ekplorasi PT Lapindo Jaya di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur akan mampu mengendalikan semburan yang sudah berlangsung selama empat tahun itu.

"Hingga saat memang tidak ada lagi teori yang mampu menghentikan semburan selain teori Bernoulli dan tidak ada satu pakar pun yang menyanggah teori ini," katanya di Sidoarjo, Jumat, menjelang empat tahun lumpur Lapindo pada 29 Mei 2010.

Menurut dia, inti semburan lumpur tersebut berada di Sumur Bajar Panji 1 yang memiliki kedalaman kurang lebih 3.000 meter.

"Karena tidak kunjung dihentikan, maka di sekitar pusat semburan kerap muncul semburan baru dan itu merupakan efek samping saja," katanya.

Ia menjelaskan jika pusat semburan berhasil dihentikan, maka secara otomatis semburan-semburan kecil di sekitarnya akan ikut berhenti, karena itu anggapan sebagian orang yang mengatakan semburan lumpur Lapindo tidak bisa dihentikan adalah sangat tidak benar.

"Dengan mengetahui `total head` (ketinggian maksimal) semburan, maka semburan dapat dikendalikan dan dihentikan saat itu juga," katanya.

Secara teknis, dirinya mengatakan Teori Bernoulli tersebut bisa diterapkan dengan cara membuat bendungan yang melebihi "total head" yang dibuat melingkar mengelilingi pusat semburan.

"Saya telah melakukan beberapa uji coba dengan pompa dan selama ini selalu berhasil," katanya.

Ia menjelaskan biaya untuk pengerjaan projek ini tidaklah sedikit hingga Rp4 triliun lebih dengan luas area mencapai 850 hektare.

Agar lebih menekan biaya, alumni ITS ini mengatakan ada satu langkah atau cara yang dapat menekan anggaran yakni dengan membuat teori itu.

Penemuan teori ini sudah diujicobakan di semburan baru di di bekas Pasar Buah, Jatirejo, Kecamatan Porong.

"Semburan tersebut bisa mampet. Selain menutup semburan, temuannya itu mampu menahan terjadinya penurunan tanah (subsidence)," katanya.

Sebagai ilmuwan, Djaja mengungkapkan seluruh temuannya ini diserahkan sepenuhnya pada pemerintah dan memangku kebijakan, termasuk solusi pebiayaannya.

"Jika diminta untuk mencari solusi pembiayaannya, saya angkat tangan. Saya hanya penemu teori, jangan diminta untuk mencari solusi pembiyaannya karena itu tugas pemerintah dan Lapindo," katanya. (Ant/K004)

Pewarta: Luki Satrio
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010