Washington (ANTARA News/AFP) - Washington hari Kamis menolak tuduhan Korea Utara bahwa latihan militer yang dilakukan AS dengan Korea Selatan merupakan provokasi dan mengatakan, Pyongyang adalah ancaman nyata bagi perdamaian kawasan tersebut.

Pada perundingan keamanan Asia-Pasifik di Vietnam, delegasi Korea Utara menuduh AS menimbulkan ancaman bagi kawasan itu dan dunia dengan latihan angkatan laut yang dilakukannya dengan Korea Selatan.

"Itu merupakan latihan pertahanan yang dimaksudkan untuk memperbaiki kemampuan kami bekerja bersama-sama sebagai sekutu," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Philip Crowley kepada wartawan di Washington.

"Latihan itu tidak dimaksudkan sebagai provokasi," kata Crowley.

"Tindakan-tindakan yang dilakukan oleh Korea Utara, termasuk penenggelaman kapal Cheonan ... langkah provokatif semacam itu kenyataannya merupakan ancaman bagi keamanan dan stabilitas di kawasan tersebut," tambah juru bicara tersebut.

Korea Selatan, AS dan sejumlah negara lain menuduh Korea Utara mengirim sebuah kapal selam untuk mentorpedo kapal angkatan laut Korea Selatan, Cheonan, pada Maret.

Ketegangan meningkat sejak tenggelamnya kapal perang Korea Selatan pada 26 Maret itu.

Dewan Keamanan PBB mengecam penenggelaman kapal Korea Selatan itu namun tidak secara langsung menyalahkan Korea Utara, meski AS dan Korea Selatan meminta kecaman PBB terhadap negara komunis itu.

Korea Utara telah membantah terlibat dalam tenggelamnya kapal Cheonan di dekat perbatasan laut yang disengketakan kedua negara Korea itu.

Hubungan antara kedua negara Korea itu memanas akhir-akhir ini setelah tenggelamnya kapal perang itu.

Penyelidik internasional pada 20 Mei mengumumkan hasil temuan mereka yang menunjukkan bahwa sebuah kapal selam Korea Utara menembakkan torpedo berat untuk menenggelamkan kapal perang Korea Selatan itu, dalam apa yang disebut-sebut sebagai tindakan agresi paling serius yang dilakukan Pyongyang sejak perang Korea 60 tahun lalu.

Sebanyak 46 orang awak Korea Selatan tewas ketika kapal perang itu tenggelam di dekat perbatasan Laut Kuning yang disengketakan dengan wilayah utara pada Maret lalu dalam kondisi misterius setelah ledakan yang dilaporkan.

Korea Selatan mengumumkan serangkaian pembalasan yang mencakup pemangkasan perdagangan dengan negara komunis tetangganya itu.

Korea Utara membantah terlibat dalam insiden tersebut dan membalas tindakan Korea Selatan itu dengan ancaman-ancaman perang.

Seorang diplomat Korea Utara mengatakan, Kamis (3/6), ketegangan di semenanjung Korea setelah tenggelamnya kapal perang Korea Selatan begitu tinggi sehingga "perang bisa meletus setiap saat".

Dalam pernyataan pada Konferensi Internasional mengenai Perlucutan Senjata, wakil utusan tetap Korea Utara untuk PBB di Jenewa, Ri Jang-Gon, menyalahkan "situasi buruk" itu pada Korea Selatan dan AS.

"Situasi semenanjung Korea saat ini begitu buruk sehingga perang bisa meletus setiap saat," katanya.

Kedua negara Korea itu tidak pernah mencapai sebuah perjanjian pedamaian sejak perang 1950-1953 dan hanya bergantung pada gencatan senjata era Perang Dingin. (M014/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010