Pekanbaru (ANTARA News) - Pengelola Bandara Sultan Syarif Kasim II menyatakan bahwa bandara di Pekanbaru itu bisa menjadi bandara pengganti apabila cuaca di Bandara Polonia Medan memburuk terkait meletusnya Gunung Sinabung di Karo, Sumatera Barat.

"Bandara kita merupakan alternate jika sewaktu-waktu cuaca di sekitar Bandara Polonia Medan buruk, terutama kemungkinan terburuk dari aktifitas Gunung Sinabung," ujar Bandara Sultan Syarif Kasim II, Dedi Suryana, di Pekanbaru, Senin.

Menurutya, segala kemungkinan buruk bisa saja terjadi menyusul Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan tipe Gunung Sinabung dari B menjadi A atau dari yang tidak pernah dipantau menjadi untuk terus dipantau.

Peningkatan status sejak Minggu, (28/8) menjadi Awas atau level IV terhadap gunung yang sebelumnya tidak mendapatkan prioritas pemantauan sejak tahun 1.600-an akibat tidak adanya aktivitas berarti, tapi kini menjadi perhatian berbagai pihak termasuk dunia penerbangan.

Sebab jika Sinabung meletus dengan mengeluarkan kepulan asap, maka hampir bisa dipastikan pesawat-pesawat yang terbang dari berbagai kota di Pulau Jawa dan Sumatera seperti Jakarta, Batam dan Pekanbaru menuju Kota Medan bakal terganggu.

"Ketiga kota itu memiliki penerbangan langsung ke Medan dan bisa dibayangkan dalam perjalanan menuju kota itu dijumpai kepulan asap tebal. Apalagi jika Bandara Polonia dan sekitar ditutupi kepulan asap dari letusan gunung," jelasnya.

Meski belum ditemukan adanya pesawat yang mengalihkan pendaratan (divert) ke Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, namun pihak pengelola bandara milik PT Angkasa Pura II itu menyatakan siap menjadi bandara "alternate".

Taxy way atau tempat parkir pesawat di bandara itu sanggup menampung 11 unit pesawat yang terdiri dari 6 unit pesawat berbadan lebar (wide body)dan kemudian 5 unit pesawat berbadan sempit (narrow body).

Kondisi parkir pesawat yang terbatas itu, maka bisa dipastikan bakal mengganggu aktifitas operasional maskapai Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru yang memiliki 60 kali pergerakan pesawat dengan 6.000 penumpang per hari.

"Dengan kondisi tersebut, maka sudah pasti aktifitas bandara terganggu. Namun sebelumnya pun kita juga telah melayani maskapai yang divert karena kondisi cuaca buruk di bandara tujuan," jelas Dedi.

Pada Senin, (30/8) sekitar pukul 06.30 WIB, Gunung Sinabung dilaporkan kembali menyemburkan asap putih ke udara dan terjadinya gempa lokal yang terjadi secara-tiba yang dirasakan warga di Kota Kabanjahe, ibu kota Kabupaten Karo, Sumatera Utara.

Sebelumnya Sabtu (28/8) sekitar pukul 23.00 WIB, Gunung Sinabung yang memiliki ketinggian 2.640 meter di atas permukaan laut dan terletak di Desa Merdinding, Kecamatan Payung, Karo itu meletus dengan mengeluarkan asap putih tebal disertai larva pijar.

Asap putih yang merupakan debu vulkanik yang ke luar dari puncak gunung itu juga menutupi areal perkebunan dan pertanian milik warga dan juga menyebabkan puluhan ribu warga yang bermungkim di sekitar kaki Gunung Sinabung mengungsi.

(ANT/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010