Jakarta (ANTARA News) - World Vision Indonesia (WVI) memperluas program bantuan untuk korban Merapi di Sleman, Yogyakarta, dengan pendataan ulang, penambahan masker, pengoprasian perpustakaan berjalan, dan mendistribusikan air bersih.

Hal itu diungkapkan Jimmy Nadapdap, Humanitarian dan Emergency Affairs Director of World Vision Indonesia, dalam siaran persnya yang diterima ANTARA di Jakarta, Minggu.

Ia menjelaskan, rangkaian letusan besar memaksa radius batas bahaya diperluas menjadi 20 km dari puncak Merapi, dan data Pusdalops BNPB, menginformasikan jumlah pengungsi hingga saat ini 198.488 orang, dan tim tanggap bencana Merapi World Vision Indonesia yang sudah berada di lokasi sebelum letusan pertama, harus melakukan pendataan ulang.

"Sejak kemarin, WVI melihat kembali rencana penanganan pascabencana, tujuannya agar strategi program tanggap darurat efektif, dan kami harus melakukan `assessment` ulang. Tidak menutup kemungkinan terjadi perubahan dan penambahan program bantuan, karena muncul kebutuhan-kebutuhan baru," katanya.

Ia menambahkan, dari data baru yang diterimanya, jumlah keluarga terdampak bertambah menjadi 53.315 Kepala Keluarga, dan diperkirakan ada sekitar seratus-ribu lebih anak di tempat-tempat evakuasi.

Saat ini World Vision telah menyiapkan 20.000 masker tambahan untuk orang dewasa, dan 10.000 masker untuk anak yang akan didistribusikan pada Senin (7/11).

"Anak-anak tetap menjadi perhatian kami. Selain memenuhi keperluan masker anak, kami pun setiap hari mengoperasikan dua perpustakaan berjalan, atau Mobil Sahabat Anak di pusat evakuasi," kata Fadli Usman, Ketua Tim Tanggap Bencana Merapi World Vision Indonesia.

Menurut Fadli, bantuan lain yang akan segera didistribusikan World Vision Indonesia adalah 1.000 kantung air berisi 10 liter untuk keperluan pengadaan air bersih di tempat evakuasi. (ANT-135/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010