Singaraja (ANTARA News) - Seorang siswa SD menemukan untaian 56 peluru aktif kaliber 9.0 milimeter produksi PT Pindad di saluran irigasi depan SMPN 4 Seririt di Banjar Pamesan, Desa Lokapaksa, Kabupaten Buleleng, Bali, Senin.

Kapolres Buleleng AKBP Muhamad Yudi Hartanto menyatakan, puluhan peluru aktif di dalam sebuah kaleng plastik yang ditemukan di saluran irigasi itu bukan amunisi standar yang biasa digunakan oleh Polri.

"Peluru kaliber 9.0 milimeter itu biasanya digunakan untuk senjata laras panjang. Kami juga sudah melakukan kordinasi dengan pihak TNI serta akan membawa peluru itu ke laboratorium forensik Polri di Denpasar untuk memastikan jenisnya," ujarnya.

Yudi mengatakan, orang yang pertama kali menemukan untaian peluru seperti ranai itu seorang siswa kelas 1 SD bernama Kadek Junilia (7). Dia kemudian memberitahukan kepada orang tuanya, Ketut Sudiasa (40), warga Dusun Tengah, Desa Lokapaksa, Kecamatan Seririt.

Sudiasa yang kesehariannya berprofesi sebagai sopir angkutan umum, kemudian membawa peluru tersebut untuk dilaporkan dan diserahkan ke Mapolsek Seririt.

Ditanya mengenai keterkaitan penemuan peluru itu dengan informasi peredaran senjata rakitan di kawasan utara Bali itu, Yudi menyatakan hal tersebut tidak memiliki "benang merah" atau tak ada hubungannya.

"Yang pasti, di bagian bawah proyektil itu tertulis ukuran kaliber 9.0 MM dan secara kasat mata teridentifikasi merupakan produksi PT Pindad," ujar Kapolres Yudi menegaskan.

Dikatakan, ada dugaan bahwa peluru tersebut kemungkinan besar digunakan oleh para pemburu karena merupakan amunisi dari senjata laras panjang.

"Masih kita selidiki dan anggota juga sudah kami perintahkan untuk melacak serta menyerap informasi dari masyarakat. Kita lacak siapa yang memiliki senjata laras panjang," papar Yudi.

(ANT-200/T007/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010