Cinangka (ANTARA News) - Gunung Anak Krakatau (GAK) masih rutin mengeluarkan dentuman dan getaran dari dalam perutnya, Pos Pemantau sendiri sepanjang Kamis (25/11) mencatat dua kali.

"Kalau suara dentuman dan getaran rutin dikeluarkan, walaupun saat ini kami masih kesulitan memantau kegempaan, karena alat penangkap gempa tidak berfungsi lagi," kata Kepala Pos Pemantau GAK di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, Anton S Pambudi, Sabtu.

Dia menjelaskan, meski Solar Panel tidak berfungsi dikarenakan tertutup kembali oleh debu vulkanik gunung tersebut, namun sesekali dentuman dan getarannya tedengar serta terasa sampai pos pemantau.

"Masyarakat sekitar pesisir Pantai Cinangka dan Anyer, sudah barang tentu merasakan apa yang kami dengar dan rasakan atas dentuman dan getaran GAK," katanya menambahkan.

Terpisah, salah seorang warga Cikoneng, Anyer, Maharani menjelaskan suara dentuman dan letusan Gunung Anak Krakatau, terdengar sangat jelas, jika tengah malam.

"Saya pernah malam-malam berada dipinggir Pantai Tanjung Tum, Cikoneng dan saya merasakan dan mendengar sangat jelas dentuman, letusan dan getaran yang dikeluarkan dari perut GAK," katanya menjelaskan.

Senada diungkapkan oleh Mirwan Effendi. Mirwan yang berprofesi sebagai tukang ojeg di Pasar Anyer ini menjelaskan, dentuman yang dirasakan jaraknya satu sampai dua jam.

"Dentuman dari Gunung Anak Krakatau, waktu saya dengar malam-malam suaranya selisih satu setengah jam, kemudian dua jam baru terdengar lagi," katanya menjelaskan. (ANT/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010