Timika (ANTARA News) - Panglima Kodam XVII/Cenderawasih, Brigjen Erfi Triassunu, mengatakan bahwa dua batalyon TNI yang selama ini bertugas di daerah bencana Wasior, Teluk Wondama, Papua Barat, akan ditarik.

"Anggota TNI akan bertugas sampai akhir November di Wasior. Selama ini anggota melakukan kerja bakti membangun hunian sementara bagi pengungsi korban banjir bandang dan memulihkan kembali infrastruktur umum dan lain-lain," katanya di Timika, Minggu.

Menurut Triassunu, dalam pembangunan barak hunian sementara ini, TNI mengerahkan dua batalyon yaitu Batalyon Zeni Tempur Kodam V/Brawijaya dan Batalyon Zeni Marinir I TNI AL.

Adapun fasilitas yang dikerjakan pasukan TNI di Wasior yaitu barak hunian sementara dan barak balai serba guna sebanyak 159 unit, dengan rincian barak balai Serba guna sebanyak 27 unit dan barak hunian sementara 132 unit.

Triassunu menegaskan, para prajurit TNI di Papua akan selalu terlibat membantu Pemda dalam mempercepat pembangunan di wilayah itu, juga dalam kasus-kasus bencana alam seperti banjir bandang di Wasior awal Oktober dan bencana gempa bumi di Nabire beberapa tahun lalu.

"Kita akan bekerja keras membantu Pemda," katanya.

Dalam acara tatap muka dengan tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh adat Mimika di Hotel Serayu Timika, Sabtu (27/11) malam, Triassunu yang baru dua pekan menjabat Pangdam XVII/Cenderawasih menggantikan Mayjen Hotma Marbun mengaku sudah menjadi orang Papua.

"Saya sudah menjadi orang Papua karena sudah bertugas sekian lama di Papua dan Papua Barat," kata mantan Komandan Korem 173 Praja Vira Braja Biak periode 2004-2007 itu.

Hal serupa, katanya, ia tekankan kepada seluruh prajurit TNI yang bertugas di wilayah Kodam XVII/Cenderawasih agar dapat memahami adat-istiadat dan kultur masyarakat Papua secara baik.

"Kita semua susah dan senang bersama. Apa yang dirasakan masyarakat Papua, juga kita semua rasakan. Tidak ada lagi perbedaan antara orang Papua dan orang pendatang," jelas Triassunu.

Menurut dia, jika semua permasalahan di Papua dapat dibicarakan dengan baik maka apapun persoalan yang dihadapi bisa diselesaikan secara baik pula.

Khusus menyangkut timbulnya konflik antar warga yang rawan terjadi di Timika, Triassunu berpesan agar warga setempat mengedepankan musyawarah dalam menyelesaikan setiap permasalahan, ketimbang menyelesaikannya melalui adat perang.

Triassunu juga meminta maaf jika ada oknum anggota TNI Kodam XVII/Cenderawasih yang melakukan tindakan semena-mena kepada masyarakat setempat.

"Kalau ada anggota saya yang berbuat kesalahan, saya mohon maaf. Saya mengakui ada anggota kami yang berbuat seperti itu," katanya.

Ia menambahkan, empat anggota TNI yang melakukan tindak kekerasan terhadap warga sipil di Puncak Jaya, Maret 2010 lalu sudah dihukum karena terbukti bersalah.

"Siapapun yang melakukan kesalahan akan kita tindak sesuai ketentuan hukum," jelasnya sembari berharap ke depan tidak ada lagi prajurit TNI yang melakukan tindakan serupa.
(T.E015/S019/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010