Jakarta (ANTARA News) - Durasi 5.24 menit yang menggemaskan. Tampil duet dengan dibumbui kata-kata bahasa Indonesia kemudian diaduk berbagai aneka istilah-istilah Betawi, serta digincu kata bahasa Inggris, Sinta dan Jojo dinobatkan sebagai seleb internet dadakan dengan tembang andalan "Keong Racun".

Yang patut diacungi jempol, keduanya mencipta dan membongkar serta meracuni hasrat purba manusia yakni membuncahnya cinta bercampur hasrat. Buktinya?

Wacana berkobar di antara pengguna twitter membincangkan olah vokal dan olah tubuh dari dua dara anak baru gede (ABG) itu. Sampai-sampai ada yang merespons sinis penampilan Sinta-Jojo yang mengusung genre dangdut. "Keong racun, apaan tuh. Penampilannya biasa-biasa aja," tulis seorang penanggap.

Dengan sesekali menyungging senyum, menyibak rambut hitamnya, menggeleng-gelengkan kepala dan mendaratkan telunjuk ke pipi wajah bening, kedua mojang Bandung itu melakonkan salah satu parodi dari masyarakat yakni mesin hasrat (desire machine) untuk tak berkesudahan menenggak miras oplosan bermerek kenikmatan demi kenikmatan. Hati pria mana yang tidak deg-degan.

Betapa tidak? Ketika merangkai kalimat demi kalimat dalam balutan nada demi nada, Subur Tahroni sebagai pencipta lagu mengisahkan kepada publik mengenai seseorang berpembawaan serba berkecukupan dengan berpanggilan sebagai Jack. "Sorry sorry sorry Jack".

Dengan bermodalkan harta berlimpah, abang Jack menyandang predikat sebagai koboy kucai. Olok-olok bagi mereka berpenampilan sok jawara.

Refrain lagu yang menggebrak dengan membidik kata-kata pamungkas, "Dasar kau keong racun. Baru kenal eh ngajak tidur. Ngomong nggak sopan santun. Kau anggap aku ayam kampung...."

Rupanya si Keong Racun Jack menyamaratakan perempuan sebagai sosok gampangan, sampai-sampai melecut istilah "ayam kampung", karena baru kenal langsung tancap gas dengan mengajak tidur. Weleh, weleh.

Bahkan, penulis lagu kemudian memuncaki profil laki-laki itu sebagai sosok yang memperlakukan perempuan secara tidak semestinya dengan menganggap perempuan tidak lebih dari sekedar barang dagangan atau komoditi.

Lagi-lagi si Jack mengajak check-in di hotel dan menikmati waktu-waktu santai secara plus plus plus. Ujung-ujungnya, "Kau rayu diriku. Kau goda diriku. Kau colek diriku. Eh ku takut sekali".

Lagu yang dinyanyikan kali pertama oleh Lisa kemudian dibawakan secara lipsync (menggerakkan bibir sesuai lirik, seakan-akan sedang bernyanyi) oleh Jovita Adityasari alias Jojo (19) dan Sinta itu menyiratkan pemberontakan atas anggapan bahwa tubuh serta-merta dapat dibendakan atau dijuabelikan atau bahkan dikomodifikasi di pasar Happy Happy.

Dikisahkan pula oleh penulis lagu bahwa, "Tanpa basa basi kau ngajak happy happy. Eh kau tak tahu malu. Tanpa basa basi kau ngajak happy happy". Bukan kebetulan ada pengulangan empat kali kata happy.

Ada hikmat yang mau dibidik dan dihantar kepada pemirsa, yakni mengulang adalah induk dari proses pembelajaran. Dalam bahasa Latik klasik: Repetitio est mater studiorum. Jangan dulu berhenti.

Lagi-lagi ada penyangatan dari bahasa tubuh si Jack yang mengumbar cinta berhasrat-nikmat dengan mulut kumat kemot menyusul sepasang matanya melotot setelah melihat body semok, alhasil pikiran jorok.

Teks Keong Racun menyergap pikiran setiap insan muda meski Jojo mengutarakan aksinya bersama Shinta sebagai hanya iseng.

"Awalnya sih hanya iseng. Saya dengan Shinta kan sudah berteman sejak dari SMA. Kemudian sekitar satu bulan lalu, saya iseng merekam adegan nyanyi berdua denga Shinta di rumah saya di Cimahi. Suaranya sih suara penyanyi aslinya. Kita hanya lipsync saja," kata Jojo saat ditemui wartawan di Kampus Unpas Jalan Lengkong Besar, Kamis siang (29/7).

"Kalau pilihan lagu Keong Racun atas rekomendasi teman. Ada yang ngasih tahu, coba download lagu Keong Racun. Awalnya saya gak pernah denger lagu itu. Pas didengerin, sempet kaget, ternyata liriknya aneh," kata Jojo seperti dikutip dari sebuah
situs warta nasional.

Efek bola salju menggelinding. Berbekal saran sohibnya, Jojo meng-uploadnya lewat situs Youtube. Selang tiga hari, video itu menghiasi sebuah forum internet dan membuat heboh.

Tembang Keong Racun serta merta meroket di ranah dunia maya, bahkan membombardir situs mikroblogging twitter dan mengungguli warta kisruh tumpahan minyak di Teluk Meksiko yang melengserkan petinggi perusahaan minyak British Petroleum, Tony Hayward.

Duet mojang Priangan itu hampir seharian mengokohkan diri sebagai pemilik peringkat puncak trending topics Twitter di seluruh dunia, sebagaimana dikutip dari laman Vivanews. Novelis Dewi Lestari dalam akun Twitter-nya sempat menulis, "And for a moment I seriously thought Keong Racun is a video of a poisonous snail killing people and was caught on tape."

Ia menyangka Keong Racun adalah video yang mengisahkan hewan keong alias siput beracun yang menyerang dan membunuh banyak orang.

Mujarabnya? Penyanyi berusia 19 tahun yang selalu membuat histeris para abege itu tak akan terkenal kalau bukan karena YouTube, demikian laporan majalah Hai ketika mewawancarai Jojo.

Semudah itukah menjadi bintang di jaman sekarang dengan bermodalkan perangkat video dan memanfaatkan jaringan internet?

Jawabannya bukan sebatas punya atau tidak punya kualitas kebintangan. Baik Sinta maupun Jojo telah mengadopsi gaya bertutur khas perempuan yang lebih memilih untuk mengungkapkan sesuatu dan mendengarkan pendapat teman-teman dekat. Keduanya menelanjangi gaya pelaporan yang mengandalkan informasi semata (report talk).

Pesan penelanjangan itu dapat dirujuk dari kenekadan tokoh Srintil dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk (Catatan buat Emak) karya Ahmad Tohari. Bagi Srintil, tuntutan melewati ritual "buka klambu" sebagaimana layaknya ronggeng pemula, tidak lebih sekedar masa lalu.

Ia memberontak dengan lebih memilih untuk menyerahkan kegadisannya kepada Rasus yang kerap membayangkan Srintil sebagai emaknya.

Rasus membenci Srintil. Pujaan hatinya itu nyatanya sudah menjalani profesi ronggeng sungguhan. "Tapi demi rahim yang pernah membungkusku, aku tak tega membayangkan Emak sebagai perempuan yang selalu ramah terhadap semua laki-laki. Yang tak pernah menepis tangan laki-laki yang menggerayanginya. Tidak. Betapapun aku tak mampu berkhayal demikian," tulis Ahmad Tohari.

Ketika Sinta dan Jojo meracuni Keong "Jack" Racun, ketika Srintil menyandarkan hatinya kepada Rasus, maka ujaran khas para ABG meluncur dengan imbauan:  cari dan temukanlah cinta di tempat yang tepat sesuai kata hatimu, meski parodi kehidupan berujar bahwa "diriku tidak paham cinta itu apa".

Jadilah magnet untuk hal-hal brengsek guna menjawab dua pertanyaan, "Apakah kamu telah menikah? Apakah kamu telah dan terus menjalin hubungan cinta?" Kata pepatah kuno Cina, "Bertemu sekali, anggukkan kepalamu dan menikahlah".

Sorry sorry sorry bang, Ku bukan cewek murahan, kata Sinta dan Jojo.
(A024/ART)

Pewarta: A.A. Ariwibowo
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010