Denpasar (ANTARA News) - Seniman Bali sukses mengolah berbagai jenis akar-akaran menjadi bahan baku pembuatan patung dan cendera mata unik nan menarik, lalu menembus pasar ekspor.

"Selama ini karya saya sangat diminati wisatawan dalam berliburan ke Bali," kata I Ketut Muja (66), seniman asal Desa Mukti, Singapadu, Kabupaten Gianyar, Minggu.

Ia mengatakan, karya seninya ini sangat tergantung pesan dan kesan sebuah akar kayu.

"Masing-masing akar kayu itu sudah dibentuk oleh alam dan mempunyai ideologi untuk menghasilkan sebuah karya seni," ujar ayah enam anak yang sudah menggeluti kegiatan ini sejak setengah abad silam.

Setamat dari sekolah rakyat pada 1956, Ketut langsung menggeluti pembuatan patung belajar dari orang tuanya.

Ia menjelaskan, akar kayu diperolehnya dari berbagai tempat di Bali, juga dari Pulau Jawa, terutama akar pohon jati dan gintungan.

"Kami tidak pernah kesulitan mendapatkan bahan baku berkat jaringan yang kami miliki cukup luas," akunya.

Ketut mengatakan tidak perlu lama memproduksi karya seni ini, namun yang lama adalah mempelajari ideologi akar tersebut.

"Jika pesan dari akar itu sudah diketahui, proses produksi yang dikerjakan seorang diri tidak lebih dari dua minggu, bahkan akar yang berukuran tinggi empat meter lebar dua meter dapat dirampungkan dalam waktu setahun," ujarnya.

Ia mengaku kini memiliki 150 karya patung yang siap diekspor.

I Ketut Teneng, kepala Bagian Publikasi dan Dokumentasi Biro Humas dan Protokol Pemprov Bali, patung dari bahan baku kayu ikut memberikan andil cukup besar dalam perolehan ekspor nonmigas Bali.

Bali mengekspor hasil kerajinan dari bahan baku kayu senilai 72,43 juta dolar AS selama sebelas bulan periode Januari-November 2010, menurun 6,74 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya mencapai 77,66 juta dolar AS.(*)

I006/P004

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011