Washington (ANTARA News/AFP) - Amerika Serikat Senin mengatakan mereka sedang mempertimbangkan apakah akan mempersenjatai oposisi Libya, tapi menyatakan akan terlalu dini untuk melakukan tindakan semacam itu sekarang, di tengah tekanan yang meningkat pada Gedung putih perihal krisis itu.

Jurubicara Gedung Putih Jay Garner mengatakan para pejabat AS sedang berusaha untuk mempelajari sebanyak mereka bisa mengenai kelompok oposisi Libya, tapi memberikan senjata kepada penentang Muamar Gaddafi hanya salah satu opsi.

Namun, jurubicara Deplu AS Philip Crowley menegaskan tidak sah bagi AS untuk mempersenjatai oposisi itu karena Dewan Keamanan PBB melarang semua pengiriman senjata ke Libya.

Garney mengatakan kepada wartawan, "Mengenai masalah ... mempersenjatai, memberikan senjata, itu adalah satu dari serangkaian opsi yang akan dipertimbangkan."

"Kami akan mengikuti sejumlah saluran untuk mengadakan pembicaraan dan pembahasan dengan oposisi, kelompok dan perorangan, sementara kami akan mempelajari lebih banyak mengenai apa yang mereka kejar, apa yang mereka inginkan."

"Namun jika berbicara secara lebih umum, anda harus sangat menyadari ketika anda mengejar opsi itu, mengenai apa yang anda upayakan untuk anda penuhi."

"Akan menjadi prematur untuk mengirim seikat senjata ke satu PO Box di Libya timur, kita tidak perlu memajukan diri kita sendiri," kata Carney.

Pada Ahad (6/3), pemimpin minoritas Republik di Senat Mitch McConnell menyerukan opsi untuk mempersenjatai oposisi di Libya agar dipertimbangkan, kondisi yang makin meningkatkan tekanan politik domestik pada Obama mengenai masalah itu.

Diplomat kawakan Bill Richardson, seorang Demokrat, juga membuat seruan yang sama.

Tapi Crowley mengatakan langkah seperti itu akan melanggar tindakan yang diambil di PBB pada 26 Februari lalu.

"Dalam resolusi Dewan Keamanan yang disahkan mengenai Libya, ada embargo senjata yang mempengaruhi Libya, yang berarti merupakan pelanggaran bagi sebuah negara untuk memberi senjata pada siapapun di Libya," tegas Crowley.

"Akan menjadi tidak sah bagi AS untuk melakukan demikian itu," ia menambahkan. (S008/C003/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011