Sleman (ANTARA News) - Dewan Kerajinan Nasional memberikan pelatihan dan pendampingan kepada 400 orang perajin korban bencana erupsi Gunung Merapi di empat kabupaten di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah.

"Pelatihan ini diberikan untuk para perajin korban bencana Merapi di Kabupaten Sleman, DIY, serta Kabupaten Magelang, Klaten dan Boyolali di Jawa Tengah," kata Ketua Harian Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) Vita Gamawan saat meresmikan pelatihan perajin di Balai Desa Wukirsari, Cangkringan, Sleman, Kamis.

Ia mengatakan, kegiatan pelatihan perajin korban bencana Merapi ini juga terkait dengan peringatan hari ulang tahun Dekranas. Pelatihan ini akan berlangsung selama dua bulan, dan akan dipantau secara rutin hasilnya.

"Kami tidak hanya memberi pelatihan, tetapi akan terus memantau perkembangannya, serta membina perajin agar kualitas produk mereka mampu bersaing di pasaran," katanya.

Ketua Bidang Pengembangan Usaha Dekranas Inggrid Kansil mengatakan pihaknya juga akan membantu pemasaran produk para perajin korban bencana Merapi sehingga diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan mereka.

"Kami ingin membantu mereka agar tidak hanya memikirkan beban psikologis pascabencana Merapi, tetapi juga memiliki keterampilan yang bermanfaat untuk peningkatan kesejahteraan," katanya.

Ketua Bidang Promosi Dekranas Triesna Jero Wacik didampingi Ketua Bidang Program Liza Mustafa Abubakar menambahkan selain peningkatan kesejahteraan, pelatihan ini juga dimaksudkan untuk pelestarian produk budaya masyarakat.

"Apa yang mereka kerjakan ini merupakan produk budaya, seperti batik, tenun dan produk kerajinan lainnya, sehingga perlu dilestarikan," katanya.

Ia mengatakan, untuk pendanaan pengembangan usaha perajin korban Merapi ini akan diupayakan melalui bantuan sosial dari enam kementerian di antaranya Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Sosial, Kementerian Perdagangan, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.

"Kami harapkan bantuan dari kementerian ini mampu mendukung pengembangan usaha para perajin korban Merapi," katanya.
(V001)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2011