Tunis (ANTARA News) - Pasukan propemimpin Libya Muamar Gaddafi Senin mengalahkan gerilyawan di kota pantai Zuwarah, merebut kembali satu dari beberapa kota yang terakhir dikuasai pemberontak di Libya barat itu, demikian menurut seorang warga.

"Zuwarah di tangan mereka sekarang," kata Tarek Abdallah. "Mereka menguasainya dan tidak ada pertanda (keberadaan) pemberontak. Mereka sekarang di pusat (kota) -- tentara dan tank."

"Pertempuran telah berhenti dan mereka di sini," ia mengatakan pada Reuters melalui telpon. "Kami tidak tahu apa yang akan terjadi pada kami dan kami takut mereka akan melakukan kejahatan. Kami mengharapkan dan berdoa pada Tuhan mereka tidak akan melakukannya."

Sebelumnya, menurut Tarek yang menelpon dari kota pantai 120 kilometer di barat ibukota Libya, Tripoli itu, pasukan yang setia pada Gaddafi menggempur Zuwarah dengan artileri sebelum tank-tank mereka bergegas cepat menuju pusat kota.

"Saya berada di pusat Zuwarah. Militer Gaddafi di pusat Zuwarah sekarang dan tank-tank mereka masih bergerak maju. Saya dapat melihatnya," ujarnya waktu itu.

Zuwarah, kota dari 40.000 orang pada umumnya tenang pada saat huru-hara terhadap pemerintahan empat dasawarsa Gaddafi yang meletus bulan lalu.

Pasukan Gaddafi telah kehilangan kekuasaannya di bagian-bagian besar negara pengekspor minyak di Afrika utara itu pada awalnya, tapi dalam sepekan terakhir momentum militer telah beralih kembali mendukung mereka.

Satu-satunya kota besar yang dikuasai pemberontak di Libya barat adalah Misrata, 200 kilometer di timur ibukota Tripoli.

Warga Zuwarah sebelumnya mengatakan bahwa orang-orang telah melarikan diri dari rumah mereka karena tentara menembak gencar di kota itu dan beberapa tembakan mengenai rumah mereka. Serangan itu datang dari barat, timur dan selatan kota.

Pada saat serangan artileri, seorang gerilyawan pemberontak bernama Abu Zeid mengatakan: "Kami akan mempertahankan diri kami, tapi kami tidak dapat melakukannya untuk waktu lama. Tidak ada cukup senjata. Sangat buruk di sini sekarang". (S008/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011