Jakarta (ANTARA News)- "What's in a name?" tanya pujangga Inggris Shakespeare yang hidup pada abad 16.

Jawaban untuk pertanyaan itu, bahwa nama selalu berhubungan dengan nasib seseorang, sebenarnya telah dipercaya masyarakat sejak dahulu kala.

Di era modern ini, para peneliti psikologi sosial telah mempelajari hubungan antara nama orang dengan keputusan menentukan pasangan hidup, menetapkan lingkungan tempat tinggal, dan bidang bekerjanya.

Contohnya Uri Simonsohn, seorang peneliti dari University of Pennsylvania, yang menarik perhatian setelah meneliti seberapa besar pengaruh nama dalam pengambilan keputusan yang paling penting dalam kehidupan.

Penelitian Simohnson mengurai tentang apakah seseorang akan memilih lingkungan kerja mereka berdasarkan kesamaan antara nama perusahaan itu dengan namanya.

Studi itu akan dipublikasikan dalam jurnal Psychological Science dan dilakukan dengan melibatkan 438.000 responden di Amerika Serikat. Para responden itu adalah mereka yang memberikan sumbangan dalam kampanye politik 2004.

Penelitian itu dirancang sesuai studi yang sama di Belgia, yang melibatkan hampir sepertiga dari populasi negara itu, dan mendapatkan hasil yang menarik: tiga huruf pertama dari nama 13 persen responden sama dengan tiga huruf pertama dari nama perusahaan tempat mereka bekerja.

Simohnson menemukan bahwa dalam perusahaan yang dinamai sesuai nama pemiliknya, misalnya firma hukum, hubungan antara nama dengan nama perusahaan menghilang.

Apalah Arti Sebuah Nama?
Dalam perusahaan yang dinamai dengan nama pemiliknya, mereka "menemukan hubungan yang bertolak belakang, kebalikan dari daya tarik bawah sadar yang menghubungkan nama-nama yang sama dengan nama Anda," kata Simohnson seperti dikutip LiceScience.com.

Jean Twenge, professor psikologi di San Diego State University, skeptis dengan penelitian Simohnson yang menyatakan bahwa orang tidak tertarik dengan perusahaan yang sama dengan nama mereka sendiri.

"(Sampel) Ini tidak mewakili populasi baik dalam cara maupun bentuknya," kata Twenge tentang sampel yang digunakan Simohnson.

Menurut dia, mereka yang menyumbang untuk kampanye politik tampaknya lebih kaya dan tampaknya mempunyai usaha sendiri.

"Ini tampaknya menjadi sebuah variabel yang mempengaruhi variabel yang dia analisis," tegas Twenge.

Dennis the Dentist
Sebelumnya para peneliti telah menemukan daya tarik antara nama-nama yang sama di beberapa wilayah. Misalnya yang menjelaskan mengapa kebanyakan dokter gigi (dentist) bernama Dennis.

Dalam laporan sebelumnya Simohnson mengkritik beberapa hasil penelitian itu termasuk yang menyatakan bahwa orang memilih pasangan hidup mereka menurut kesamaan nama.

Penelitian Simohnson menemukan bahwa kesamaan nama dalam memilih pasangan hidup terjadi karena faktor etnis. Pemilihan pasangan hidup yang mempunyai kemiripan nama dipengaruhi oleh kesamaan etnis dan latar belakang. Ia menyebutkan bahwa di antara mereka yang mempunyai kesamaan nama dalam satu etnis yang sama, cenderung akan menikah.

"Saya terbuka dengan kemungkinan itu, tetapi jika seseorang mengatakan pada saya bahwa Anda mengambil sebuah keputusan penting atas dasar kesamaan nama, saya meragukan itu. Anda perlu bukti kuat untuk itu," tegas Simohnson.

Simohnson sama sekali tidak menyangkal adanya hubungan antara nama dengan pilihan hidup.

Ia mengacu pada penelitian tahun 2008 dari University of Michigan yang menunjukkan bahwa orang  menyumbang untuk bencana angin ribut ternyata karena ia mempunyai kesamaan inisial dengan nama topan itu.

Penelitian itu sendiri dimulai dengan sebuah cerita tentang seorang perempuan bernama Katrina yang menjual lemon untuk mengumpulkan uang untuk disumbangkan bagi para korban terjangan Badai Katrina di AS.

"Masuk akal, keputusan dibuat ketika orang lain tidak peduli," kata Simohnson.

Tetapi ia meragukan keputusan atas dasar kesamaan nama itu bisa terjadi ketika terlibat dalam keputusan yang lebih penting atau pilihan yang sulit.
(Ber/A038)


Penerjemah:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011