Boston (ANTARA News) - Sekitar 98 persen perempuan Katolik Amerika Serikat yang aktif secara seksual mengaku menggunakan metode kontrasepsi yang dilarang gereja, demikian sebuah hasil penelitian yang dipublikasikan Kamis ini di AS seperti dikutip Reuters.

Laporan terbaru dari Guttmatcher Institute, organisasi riset kesehatan seksual nirlaba ini, memperlihatkan hanya 2 persen perempuan Katolik, bahkan mereka yang rutin ke gereja, mengaku mengandalkan keluarga berencana alami.

Data terakhir menunjukkan pada praktik-praktik yang dilakukan perempuan Katolik sejalan dengan perempuan agama lain dan perempuan dewasa Amerika pada umumnya.

"Dalam kehidupan nyata Amerika, penggunaan kontrasepsi dan kesalehan beragama itu sangat saling mengimbangi," kata ketua penelitian itu, Rachel Jones.

Dia mengatakan kebanyakan perempuan aktif secara seksual namun tidak ingin hamil, selalu menggunakan alat kontrasepsi. Dan, cara efektif yang paling banyak digunakan adalah sterilisasi, pil, atau IUD.

"Ini terbukti dilakukan perempuan-perempuan Evangelis, Protestan, dan juga Katolik, meskipun hirarki Katolik setia menentang penggunaan kontrasepsi," kata Jones.

Berdasarkan riset Guttmacher Institute iti, hampir 70 persen perempuan Katolik menggunakan sterilisasi, pil anti hamil atau IUD.

Angka itu sedikit lebih tinggi di antara perempuan yang dikenal sebagai kaum Evangelis dan Protestan.

Data terakhir itu berasal dari National Survey of Family Growth (NSFG) tahun 2006-2008.

Penemuan itu hampir sesuai dengan data NSFG sebelumnya dari tahun 2002, yang menunjukkan bahwa 97 persen perempuan Katolik menggunakan alat pencegah kehamilan, dan konsisten dengan kecenderungan yang dilacak selama dekade terakhir oleh Catholics for Choice. (*)
Neny

Penerjemah:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011