Kami takkan berusaha balas dendam terhadap siapa pun dan kami takkan membunuh siapa pun
Tripoli (ANTARA News) - Saif al-Islam, putra pemimpin Libya Muamar Gaddafi, Selasa (19/4), mengatakan ia "sangat optimistis" rejim ayahnya akan berjaya saat negeri itu dilanda pemberontak dua-bulan.

"Saya sangat optimistis dan kami akan menang," kata Saif kepada stasiun televisi Allibya.

"Situasi berubah setiap hari dengan cara yang menguntungkan kami," kata Saif di hadapan sebanyak 50 orang yang menghadiri siaran televisi tersebut. Tapi ia tak memberi perincian.

Saif berikrar pemerintah ayahnya "takkan berusaha balas dendam" terhadap pemberontak yang berjuang untuk mendekat dia.

Dia memperingatkan bahwa "penggunaan senjata dan kekerasan hanya akan dihadapi dengan kekerasan pula dan mereka yang melewati empat batas, yang ditetapkan pada 2007 (Gaddafi, Islam, keamanan negara dan persatuan nasional) harus menanggung risikonya".

"Tujuannya bukan balas dendam. Kami takkan berusaha balas dendam terhadap siapa pun  dan kami takkan membunuh siapa pun," katanya.

Saif menuduh para pemimpin pemberontak di kota besar di Libya barat, Misrata dan Senten, adalah "pedagang narkotika, atau pengusaha yang berusaha menghindar untuk mengembalikan pinjaman" yang bernilai puluhan juta dolar AS.

Putra Gaddafi tersebut juga mengatakan berbagai proyek yang bernilai miliaran dolar AS saat ini sedang goyah akibat ketidakamanan yang terjadi dan kepergian puluhan ribu pekerja asing.

"Semuanya akan kembali normal pada akhirnya," katanya. "Semua proyek dan layanan itu akan berlanjut dan orang asing akan kembali," katanya.

Ia menambahkan, "Libya takkan sama lagi" setelah pemberontakan yang tak pernah terjadi sebelumnya terhadap Gaddafi, yang telah memerintah negara Afrika utara selama lebih dari empat dasawarsa. Ia mengisyaratkan undang-undang dasar yang versi rancangannya baru-baru ini disampaikan kepada pers di Tripoli.
(Uu.SYS/B/A011)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011