New York (ANTARA News) - Harga minyak mentah bangkit kembali dengan tajam pada Senin waktu setempat, setelah penurunan besar minggu lalu, tetapi para analis ragu-ragu untuk menyatakan koreksi telah selesai.

Kontrak utama New York, minyak mentah "light sweet" atau dikenal juga WTI (West Texas Intermediate) untuk pengiriman Juni, naik 5,37 dolar AS menjadi 102,55 dolar AS per barel.

Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Juni melonjak 6,77 dolar AS menjadi 115,90 dolar AS per barel dalam perdagangan di London.

Victor Shum, seorang analis konsultan energi internasional Purvin and Gertz yang berbasis di Singapura, mengatakan harga itu "terutama bereaksi terhadap penurunan yang sangat tajam akhir pekan lalu, yang terlalu banyak dan terlalu cepat."

Harga juga pulih setelah data ketenagakerjaan positif dari Amerika Serikat, konsumen minyak terbesar di dunia, kata para pedagang.

"Apakah harga minggu lalu tindakan koreksi atau pembalikan tren? Ketidakpastian dan volatilitas akan tetap tinggi sampai teka-teki ini dipecahkan," kata Michael Fitzpatrick pada Kilduff Report.

"Tampaknya, setidaknya untuk sementara, bahwa fundamental telah datang kembali ke dalam fokus dan pembelian hari ini akan menandai apa yang akan menjadi sisi tinggi dari rentang yang dapat digambarkan sebesar 101 dolar AS dan 97 dolar AS di New York," katanya.

Sementara itu, Menteri Energi Qatar Mohammed Saleh al-Sada, Minggu mengatakan kepada wartawan bahwa pertemuan OPEC yang akan datang tidak dapat diharapkan membuat perubahan besar pada produksi minyak, menegaskan bahwa produksi dan persediaan berada pada tingkat sehat.

"Kami pikir fundamental baik-baik saja dan kita tidak melihat kekurangan pasokan. Negara-negara OPEC dan negara-negara non-OPEC yang memproduksi dan memasok memuaskan permintaan dunia," katanya.

"Jelas tingkat pasokan dan tingkat stok sehat, dan kita telah stabilkan harga minyak."

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), yang menghasilkan sekitar 40 persen dari minyak mentah dunia, akan mengadakan pertemuan kebijakan berikutnya pada 8 Juni di Wina, demikian AFP melaporkan. (A026/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011