Surabaya (ANTARA News) - Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya menjalin kerja sama dengan institusi pendidikan di India, sedangkan Universitas Narotama Surabaya merangkul institusi dari Amerika Serikat untuk tujuan yang sama.

"Kunjungan kali ini merupakan tindak lanjut dari kerja sama pendidikan antara Pemerintah Indonesia dan India," kata Duta Besar Indonesia untuk India Letnan Jenderal TNI (Purn) Andi M Ghalib dalam kunjungan ke rektorat ITS Surabaya, Rabu.

Menurut dia, kerja sama pendidikan tinggi yang disepakati antara lain di bidang teknik, mengingat India mempunyai kekuatan di bidang IT (information technology) yang sudah terbukti, apalagi jumlah mahasiswa Indonesia di India juga banyak yakni sekitar 109 orang.

Menanggapi hal itu, Rektor ITS Prof Ir Triyogi Yuwono DEA mengaku senang dengan adanya rencana kerja sama dengan beberapa institusi di India.

"Akan ada keterlibatan ITS dengan institusi pendidikan di India," katanya ketika menerima kunjungan Dubes yang didampingi Sekretaris Pertama Bidang Politik, Leonard Felix Hutabarat PhD, dan Atase Pendidikan Nasional, Son Kuswadi Dr Eng.

Pertemuan itu juga dihadiri Regional Manager NIIT --NIIT adalah global training provider IT, business process outsourcing, Banking, Finance and Insurance, Exec Management Education, Communication and Professional Life Skill dari India dengan cabang di banyak negara dan lima juta pembelajar--, Baskar M. Kedia.

Selain itu, rektor juga menerima kunjungan Rektor Universiti Teknologi Malaysia (UTM) Prof Dato` Dr Ir Zaini bin Ujang yang datang untuk memberikan kuliah tamu pada mahasiswa Teknik Lingkungan ITS.

Dalam waktu yang sama (18/5), Direktur "Community Rebuilding Sustainable After Disaster" (CRSAD) dari Boston, AS, Prof Adenrele Awotona PhD, menyampaikan kuliah tamu di Unnar Surabaya.

"CRSAD bergerak di bidang penanganan jangka panjang bagi pemulihan masyarakat pasca-bencana alam atau bencana sosial seperti perang, karena itu kami menyediakan ahli-ahli untuk mencari solusi memecahkan masalah dan membuat semua elemen dalam masyarakat agar terintegrasi kembali sesuai lokalitasnya," katanya.

Di hadapan sekitar 50 orang, Prof Adenrele Awotona PhD menyatakan kemungkinan kerja sama untuk membentuk perwakilan CRSAD di Unnar sebagai wadah yang melakukan "online learning" atau kuliah tamu secara langsung dalam program akademik CRSAD.(*)

(T.E011/M008)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011