Denpasar (ANTARA News) - Sebanyak 29 warga negara asing diketahui sebagai penderita HIV/AIDS saat berada di Pulau Dewata, sehingga kehadiran mereka itu perlu diwaspadai, jangan sampai menularkan virus yang mematikan itu.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr Nyoman Suteja didampingi Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) dr Ketut Subrata di Denpasar, Sabtu mengatakan, mereka berasal dari 12 negara di belahan dunia yang terdata secara komulatif hingga akhir Maret 2011.

Ia mengatakan, warga negara asing penderita HIV/AIDS itu terbanyak berasal dari Belanda enam orang, menyusul Amerika Serikat lima orang, Timor Leste empat orang dan Perancis tiga orang serta Italia, Kanada dan Swis masing-masing dua orang.

Selain itu juga tercatat dari Australia, Eropa, Spanyol, Jepang dan Irlandia masing-masing seorang. Warga negara asing penderita AIDS yang terdata di Bali sebanyak 14 orang itu terdiri atas laki-laki sebelas orang dan perempuan tiga orang.

Nyoman Suteja menambahkan, penderita HIV tercatat 15 orang terdiri atas laki-laki 12 orang dan dan perempuan tiga orang.

Ke-29 warga negara asing itu merupakan bagian dari keseluruhan penderita HIV/AIDS di Bali 4.314 kasus yang terdiri atas AIDS 2.148 penderita (laki-laki 1.692 orang dan perempuan 456 orang.

Sedangkan penderita HIV 2.166 orang yang terdiri atas laki-laki 1.262 orang dan perempuan 904 orang. Penderita HIV/AIDS di Bali kondisinya cukup mengkhawatirkan, akibat hilangnya kekebalan daya tubuh itu semakin meningkat.

Bali dari segi jumlah penderita menempati urutan ke lima tingkat nasional setelah Jawa Barat, Jawa Timur, Papua dan DKI Jakarta. Namun dari segi revalensi menempati peringkat kedua tingkat nasional setelah Provinsi Papua.

Revalensi adalah perbandingan kasus yang terjadi dengan jumlah penduduk di wilayah tersebut, ujar Nyoman Suteja.

Penderita HIV/AIDS secara komulatif di Bali hingga Maret 2011 mencapai 4.314 kasus, 381 orang diantaranya meninggal dunia, termasuk warga negara Belanda, penderita AIDS yang meninggal dalam liburannya di Bali tahun 1987, tutur Nyoman Suteja. (I006/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011