Jakarta (ANTARA News) - Jenderal TNI George Toisutta yang kini menjabat Kepala Staf Angkatan Darat menyerahkan sepenuhnya kepada Komite Normalisasi untuk penyelesaian kisruh di tubuh Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dan pencalonannya sebagai salah satu ketua umum PSSI.

"Semua tergantung pada Komite Normalisasi, biar diselesaikan oleh yang berwenang," katanya dalam obrolan singkat dengan ANTARA di sela-sela penyambutan satuan tugas pembebasan kapal MV Sinar Kudus oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Jakarta, Minggu.

Ia mengatakan penyelesaian kisruh di tubuh PSSI hingga berujung "deadlock" saat pelaksanaan kongres pada 20 Mei lalu, sangat tergantung pada keputusan Komite Normalisasi yang diketuai Jenderal (purn) Agum Gumelar.

"Semua tergantung pemimpinnya," katanya singkat.

Tentang Kelompok 78 yang bersikukuh mencalonkan dirinya sebagai ketua umum PSSI, George tidak memberikan jawaban pasti dan hanya berseloroh, "Saya ini lulusan Akmil 76, kalau Letjen Budiman baru lulusan 78."

Ia menegaskan "saya ini orang luar PSSI. Soal ini biarlah Komite Normalisasi yang menyelesaikan,".

Kongres PSSI dengan agenda memilih ketua umum, wakil ketua umum, dan anggota Komite Eksekutif PSSI 2011-2015, Jumat (20/5) di Jakarta, buntu. Kondisi itu terjadi setelah Ketua Komite Normalisasi Agum Gumelar menyatakan kongres ditutup karena "situasi tidak kondusif".

Kongres PSSI ini digelar atas instruksi FIFA, menyusul gagalnya kepengurusan PSSI di bawah Nurdin Halid menggelar kongres untuk memilih anggota Komite Pemilihan dan Komite Banding di Pekanbaru, Riau, Maret lalu.

Dalam Kongres PSSI di Jakarta, Sebagian pemilik suara menginginkan pemungutan suara untuk memutuskan perlu tidaknya Komite Banding menyampaikan keputusannya. Sedangkan Agum selaku pemimpin sidang menolak ide itu dan bersikukuh agar kongres tetap menjalankan agenda yang telah disusun. Karena tidak mencapai titik temu, setelah berlangsung lebih dari enam jam, akhirnya Agum mengetuk palu menutup kongres tersebut.(*)

(T.R018/I015)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011