Kairo (ANTARA News) - Presiden Amerika Serikat Barack Obama dalam pertemuannya dengan Sekretaris Jenderal Liga Arab Amr Moussa di sela Konferensi Tingkat Tinggi G8 di Deauville, Prancis, Jumat menyatakan, ia akan konsisten dengan visinya menyangkut Palestina kendati Israel menolaknya.

"Presiden Obama kepada saya menegaskan bahwa ia akan tetap mempertahankan sikapnya untuk mengusahakan kemerdekaan Palestina dengan perbatasan 1967," kata Sekjen Moussa seperti dikutip suratkabar Al Hayat, Sabtu.

Dalam pidatonya di Washington mengenai Timur Tengah pada Kamis (19/5) silam, Obama untuk pertama kalinya mengatakan perbatasan antara Israel dan negara mendatang Palestina harus berdasarkan atas garis perbatasan 1967, merujuk pada Perang 1967 saat semua wilayah Palestina diduduki oleh Israel.

Pidato Obama itu disambut hangat oleh Palestina dan dunia Arab, sebaliknya Israel mengecam keras sikap Kepala Negara Paman Sam tersebut.

Netanyahu yang bertemu dengan Obama di Gedung Putih tak lama setelah pidato Obama itu secara tegas menyatakan menolak sikap Obama karena hal itu akan merugikan Israel.

"Israel memberikan sebagian tanah kepada Palestina, namun tidak semuanya berdasarkan perbatasan 1967," kata Netanyahu, dan menegaskan bahwa "sikap Obama itu bertolak belakang dengan pendahulunya, Presiden George W Bush yang mendukung posisi Israel."

Di samping dunia Arab, visi Obama juga didukung oleh Kuartet -- kelompok pemrakarsa proses perdamaian Palestina-Israel beranggotakan PBB, Uni Eropa, AS, dan Rusia.

Sementara itu dalam pidatonya di KTT G8, Amr Moussa --yang diyakini calon kuat presiden Mesir itu-- meminta para pemimpin negara-negara berpengaruh itu untuk berpikir ulang dalam mendorong terbentuknya negara Palestina merdeka. (M043/Z002/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011